Opini

Bagaimana Menggalakkan Publikasi Guru di Era Digital?

opini

Oleh

1.Drs.Priyono,MSi (Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

2. Agus Anggoro Sigit, SSi,MSc (Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

3,Imam Budi Mulyono,SSi (Guru Geografi SMUN 3 Pemalang)

 

Keberadaan guru di sekolah  mutlak diperlukan  karena guru sebagai ujung tombak dan pilar utama dalam dunia pendidikan. Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga membimbing atau mendidik dan  menginspirasi siswa. Guru di era modern ini, disamping memiliki tugas kepada siswa , juga memiliki tanggung jawab individu agar bisa naik tingkat sesuai jabatan akademik yang diinginkan , yang akan mempengaruhi kesejahteraannya.  Tuntutan seorang guru adalah terus mengembangkan diri melalui pelatihan atau workshop sehingga ada keseimbangan antara tugas rutin dan tugas mensejahterakan dirinya sendiri. Di era sekarang muncul predikat yang dicanangkan kepada guru sangat variatif , ada guru penggerak, ada guru bersertifikasi, yang semuanya berorientasi pada profesionalisme guru.

 Tuntutan guru yang  dinamis dalam mengembangkan dirinya diperlukan forum yang memperkaya keilmuan seorang guru baik melalui berbagai pelatihan, workshop dan kegitan sejenis yang dibungkus dalam frame akademik. Guru yang profesional tentu akan mencari forum pengembangan diri, yang kini menjamur luas dan sangat efisien beayanya karena lewat forum online. Forum ini tentunya harus deprogram dengan baik sehingga dapat memenuhi tuntutan guru

Untuk mencapai pengembangan diri yang optimal. Institusi Perguruan Tinggi sangat care terhadap kegiatan ini karena disamping memberikan manfaat langsung kepada pengembangan diri guru, sekaligus bisa dibungkus dalam  kegiatan promosi program studi untuk memikat calon mahasiswa.

Kenapa perlu publikasi ? Jika seorang guru atau dosen mengajar di depan kelas maka obyek yang diajar akan terbatas  baik dari segi aspek jumlah maupun distribusi spasial termasuk ,soal pembeyaan. Mahasiswa/siswa yang diajar bisa dihitung dan terbatas cakupannya, jadi ilmu yang ditransfer kepada mereka yang diajar tidak seperti jika ilmu itu disusun dalam bentuk buku atau ditulis dalam sebuah artikel kemudian dipublikasikan. Disamping bisa dibaca banyak orang , juga dapat diwariskan ke generasi berikutnya sepanjang masa. Lebih lebih perkembangan teknologi digital semakin canggih akan meberi manfaat yang lebih banyak pembacanya. Itulah ilmu yang memberi manfaat banyak orang dan selagi ilmu itu masih dimanfaatkan atau dibaca oleh orang lain maka pahalanya tetap mengalir kepada penciptanya. Begitu mulia bila karya dapat dipublikasikan. Publikasi semacam ini juga akan meningkatkan reputasi guru serta rating publikasi secara Nasional.

Rosululloh Muhammad SAW berpesan : “Carilah ilmu sampai ke negeri China”. Makna nasehat Sang Pencerah pembawa risalah tersebut bahwa islam  konsen terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan dalam Al Qur’an menempatkan orang yang beriman dan berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi ( Surah Al mujadilah ayat 11 ), disamping itu islam tidak pernah membuat sekat antara islam dan bukan islam dalam soal muamalah sehingga belajar dimana dan kepada siapa saja untuk mengkaji ilmu diberi kebebasan, sebaliknya Muhammadiyah yang bergerak di bidang amal usaha pendidikan, terbuka untuk menerima mereka yang mengkaji ilmu, bahkan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Papua, sebagian besar mahasiswanya berasal dari kalangan non muslim, inilah indahnya mencari ilmu untuk kesejahteraan masyarakat dan membangun peradapan.

Di masa pengembangan digital saat ini ,  kesempatan untuk mencari dan menyebarkan ilmu terbuka lebar dengan peserta yang besar tergantung fasilitas zoom yang dimiliki melalui berbagai cara baik workshop, pelatihan maupun webinar dan komitmen guru yang bersangkutan untuk mengembangkan ilmu. Dari berbagai kegitan kajian keilmuan secara online yang diselenggarkan oleh berbagai Institusi baik dalam maupun luar negeri, ada  yang menarik adalah kegiatan wokshop yang diadakan oleh Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan guru Geografi yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP ) Geografi bersama Lampung Timur, Blora, Boyolali,Wonogiri pada tahun 2023  maupun MGMP Geografi di wilayah Jatim. Yang spesifik dan bergengsi adalah karena model pembelajaran, proses pembimbingan dan outputnya. Setiap workshop diberi tema yang berbeda sesuai kebutuhan peserta dan ketersediaan kompetensi fasilitator. Tema yang diangkat dalam kegitan Webinar dengan tiga wilayah tersebut (Lampung Timur, Blora dan Boyolali) : “Mengasah Ketrampilan Menulis geografi dan Bidang Lain serta Pengenalan Alat Geografi untuk Siswa”.

Metodologi workshop ini dibagi dalam lima tahap dengan menggunakan System Thinking , tahap 1 berisi trik menyusun karya, dilanjutkan tahap 2 :Klinik dengan mereviw karya guru dan tahap 3 proses pendalaman via WA grup dan tahap 4 : mensubmit artikel ke media dan tahap 5 : Publikasi dalam bentuk buku ber ISBN dan HAKI. Buku publikasi yang sudah dihasilkan berjumlah 4 judul yaitu Buku Resonansi Pemikiran seri 32 setebal 216 hal dengan tema :Inovasi Pembelajaran di era Digital dan Memahami lingkungan Sekitarnya untuk Tingkatkan Kualitas pembelajaran. Publikasi yang ke 2 adalah Buku Resonansi Pemekiran seri 33 setebal  249 hal dengan tema : “Adaptasi akademik dan Kompetensi Sosial guru dalam Pembelajaran di era Kurikulum Merdeka”. Publikasi yang ke 3 adalah Buku Resonansi Pemikiran seri 34 dengan tebal

217 halaman dengan tema : “Mitigasi Perundungan di sekolah dengan internalisasi Nilai Agama dan Menciptakan Sekolah yang Kondusif. Publikasi yang ke 4 berupa buku Antologi Puisi Geografi seri ke 5 dengan tema : “Bumiku Penuh serpihan Surga juga Bersaput Prahara” , setebal 150 halaman.

Gimana caranya dalam setiap kegiatan workshop bisa memproduk publikasi dalam bentuk buku ? Dalam islam kita mengenal ajaran, jika anda mau melakukan kegiatan maka mulailah dengan niat yang bulat karena hasil akan dinilai dari niyat, ibadah akan dihitung dari niyatnya. Kemudian setiap kegiatan harus direncanakan dengan baik, setelah direncanakan harus dilaksanakan dan yang terakhir bila sudah selesai dikerjakan maka abadikan atau tulislah/publikasikan. Trik yang kedua , mengaktifkan para peserta dengan membuat artikel atau puisi geografi, ini opsinya dan dibahas di sesen yang tersedia baik lewat klinik maupun wa grup.Fasilitator harus selalu memberikan apresiasi dan mengawal karya mereka sampai terbit. Karya mereka kita bahas secara mendalam dan harus diperbaiki sehingga ada progress untuk layak terbit. Setiap terbit di Koran harus dishare sehingga mereka punya jiwa menulis dan jiwa kompetetif. (*)

Tag :
Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua