Pembelajaran Matematika Berbasis Budaya

Pembelajaran Matematika Berbasis Budaya

Humam Nuralam, S.Pd., Gr. (Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia)

 

 

 

D.    Budaya

 

Culture is the customs and beliefs, art, way of life and social organization of a particular country or group (Oxford, 2024c). Budaya adalah suatu istilah yang mengandung arti segala daya, cipta, rasa dan karsa yang dihasilkan oleh manusia. Bentuk budaya tersebut dapat berupa bangunan lengkap dengan arsitekturnya yang indah, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian, sastra, dan lain sebagainya (Nata, 2020). Sementara menurut Syakhrani & Kamil (2022), budaya adalah semua hasil karya, rasa dan cipta manusia yaitu seluruh tatanan cara kehidupan yang kompleks termasuk didalamnya pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat dan segala kemampuan dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai seorang anggota masyarakat. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sekelompok orang. Kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya. Budaya itu terbentuk dari beberapa unsur yang rumit. Diantaranya yaitu adat istiadat, bahasa, karya seni, sistem agama dan politik. Bahasa sama halnya dengan budaya, yakni suatu bagian yang tak terpisahkan dari manusia. Oleh sebab itu, banyak  dari  sekelompok  orang  cenderung  menganggap  hal  tersebut  sebagai  sesuatu  yang diwariskan secara genetis. Seseorang dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang memiliki budaya berbeda dan menyesuaikan perbedaan di antara mereka, membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari (Nurhayati, 2023).

 

 

 

E.     Pembelajaran Matematika Berbasis Budaya

 

Matematika berbasis budaya yang sering disebut etnomatematika merupakan sebuah pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan peran matematika dalam masyarakat multikultural. Konsep matematika digunakan untuk mengeksplorasi keberadaan matematika dalam budaya (Rakhmawati, 2016). Ruang lingkup etnomatematika dalam pendidikan matematika yaitu menekankan pada analisis pengaruh dari faktor sosial-budaya dalam kegiatan belajar-mengajar dan pengembangan matematika itu sendiri (Supriadi dkk., 2016). Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas hendaklah memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengeksplorasi guna dan manfaat matematika khususnya materi yang diajarkan oleh guru dalam kehidupan seharai-hari sehingga siswa dapat langsung merasakan manfaat dari belajar matematika (Kencanawaty & Irawan, 2017). Kesulitan siswa memahami materi matematika yang abstrak dan menganggap matematika sulit inilah yang mengharuskan guru untuk menentukan model pembelajaran yang tepat (Oktafianti dkk., 2019). Dilihat dari sisi keilmuan, matematika merupakan hasil budaya manusia (human culture product) sebagai hasil dari aktivitas, membuat pola, merancang, menghitung serta mengimplementasikan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Masamah, 2019). Dalam etnomatematika, siswa  bukan hanya diajak untuk mengembangkan kemampuan matematisnya melainkan juga mempertahankan budaya yang merupakan karakter asli bangsanya (Chrissanti, 2018).

Gambar 1. Ethnomathematics as an intersection of three discilines (Orey & Rosa, 2007)
Gambar 1. Ethnomathematics as an intersection of three discilines (Orey & Rosa, 2007)-Gambar 1. Ethnomathematics as an intersection of three discilines (Orey & Rosa, 2007)

Adapun berikut beberapa contoh pembelajaran matematika berbasis budaya yang dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar :

 

1.    1.  Menyebutkan Bilangan 1-10 dalam Bahasa Sunda (Supriadi dkk., 2016)

Gambar 2. Lembar Kerja Peserta Didik Menyebutkan Bilangan 1-10 dalam Bahasa Sunda
Gambar 2. Lembar Kerja Peserta Didik Menyebutkan Bilangan 1-10 dalam Bahasa Sunda-Gambar 2. Lembar Kerja Peserta Didik Menyebutkan Bilangan 1-10 dalam Bahasa Sunda

 


  • Tag:

Berita Terkini