Penulis: RITA ANGGRAENI
Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika - Universitas Pendidikan Indonesia
Pendidikan adalah faktor yang paling esensial dalam pembentukan karakter dan pengembangan potensi anak. Dalam era digital yang serba cepat dan penuh perubahan, pendidikan masa depan menuntut pendekatan yang lebih fleksibel dan holistik. Salah satu metode yang semakin populer dan banyak diminati saat ini adalah pembelajaran Montessori. Berbeda dari metode konvensional, pendekatan Montessori menawarkan cara baru dalam mengajar dan belajar yang lebih menekankan pada kemandirian dan eksplorasi individual. Metode ini tidak hanya fokus pada hasil akademis, tetapi juga fokus pada pengembangan karakter dari kemandirian siswa.
Setiap anak mempunyai potensi dalam dirinya untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya, memiliki keinginan alamiah untuk belajar dan bekerja, bersamaan dengan keinginan yang kuat untuk memperoleh kesenangan. Rata-rata seorang anak lebih suka melakukan aktivitas atas kemauan diri sendiri dibandingkan melalui instruksi langsung. Anak cenderung melakukan suatu aktivitas yang memiliki tingkatan semakin sulit dan menantang, mereka juga lebih suka diberi kebebasan atas setiap hal yang ingin mereka lakukan. Metode montessori ini menjadi solusi atas setiap kebutuhan akan rasa nyaman dan aman dalam situasi pembelajaran pada anak. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang tren pembelajaran Montessori dan mengapa metode ini semakin populer.
Metode Montessori dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori, seorang dokter dan pendidik asal Italia pada tahun 1870. Montessori dikembangkan berdasarkan pengalaman Maria Montessori terhadap dunia anak-anak. Ia mendasarkan idenya pada rasa hormat terhadap anak-anak dan kemampuan belajar mereka yang mengesankan. Maria menganggap setiap anak sebagai harapan umat manusia, sehingga dengan membiarkan mereka yang menggunakan kebebasan sejak tahun-tahun pertama perkembangannya, anak tersebut akan menjadi dewasa dengan kemampuan menghadapi permasalahan hidup. Metode ini berfokus pada pengembangan kemandirian anak melalui lingkungan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Montessori percaya bahwa anak-anak belajar paling baik melalui eksplorasi dan interaksi dengan lingkungan mereka, daripada melalui instruksi langsung.
Metode Montessori ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar atau bisa disebut suatu metode pendidikan khusus untuk anak-anak. Metode Montessori bertujuan sebagai pengantar prinsip, agar anak-anak dapat memasuki kesenjangan pendidikan yang lebih tinggi dengan persiapan yang matang dimulai pada usia prasekolah Montessori memandang anak apa adanya, menciptakan lingkungan yang memberikan penyaluran potensial tertinggi anak dalam hal fisik, spiritual, emosional, dan intelektual. Montessori percaya bahwa ada hubungan kerja sama dan saling mengisi antara anak-anak dengan orang dewasa.
Prinsip-prinsip utama montessori yaitu:
1. Belajar Mandiri
Pendekatan Montessori memberikan kesempatan kepada anak untuk “menemukan (discover) lingkungannya melalui permainan dan percobaan. Anak-anak didorong untuk belajar dan bekerja sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu anak menemukan jawaban mereka sendiri. Montessori berpendapat bahwa kebebasan anak dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak secara bertahap. Seorang anak yang diberikan kesempatan untuk belajar sesuai keinginannya akan lebih banyak memperoleh pengetahuan yang luas dibandingkan anak yang dipaksa untuk belajar sesuai keinginan orang sekitarnya.
2. Lingkungan yang Terstruktur
Kelas Montessori dirancang dengan berbagai alat dan bahan pendidikan yang memungkinkan anak belajar melalui penggunaan langsung. Menurut filsafat Dr. Montessori, anak-anak belajar dengan baik dalam lingkungan sesuai ukuran, untuk merangsang, serta mempermudah anak untuk menyenyerap kognitif (pikiran) mereka dalam lingkungan. Pengaturan ruangan diatur seperti yang bisa dijangkau oleh anak dan menggunakan bahan yang tidak berbahaya. Didalam Lingkungan anak dapat memilih sendiri pekerjaan atau kegiatannya yang memiliki makna dan tujuan untuknya.
3. Penghormatan terhadap Anak
Metode ini menekankan pentingnya menghargai setiap anak sebagai individu unik dengan potensi yang berbeda-beda. Tidak memaksakan pembelajaran yang anak tidak suka, sehingga membuat anak tidak lagi mau dan minat untuk belajar. Hormati setiap keputusan dan pilihan proses belajar yang diinginkan anak.
4. Pembelajaran Terkait Kehidupan
Pembelajaran dalam metode montessori lebih banyak berkaitan dan erat hubungannnya dengan kehidupan sehari-hari dan dalam hubungannya dengan orang lain, misalnya merawat diri sendiri, memperhatikan kebersihan lingkungan, bekerja sama dengan teman dan lain-lain. Materi yang diajarkan disesuaikan dengan kehidupan nyata sehingga anak dapat memahami relevansi apa yang mereka pelajari. Melalui pembelajaran berbasis kehidupan, anak akan lebih maksimal dalam mempelajari suatu konsep materi dengan baik.
Lalu mengapa Motede Montessori ini bisa populer di masa kini? Apakah ada hal tertentu yang membuatnya menjadi suatu tren dalam proses pendidikan, apakah tren ini akan dapat berlangsung dalam kurun waktu yang lama? Mari kita lihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi populernya metode montessori.
1. Kemandirian dan Kepercayaan Diri
Metode montessori ini membantu anak-anak menjadi pribadi yang mandiri dan percaya diri dalam mengambil keputusan, hal ini didasari dari kebebasan yang telah mereka dapatkan saat proses pembelajaran, sehingga menimbulkan rasa percaya diri dalam segala hal yang mereka lakukan di kehidupannya sehingga anak-anak menjadi pribadi yang mandiri di masa depan.
2. Pendekatan Individual
Pada metode montessori setiap anak diperlakukan sebagai individu yang unik, dengan kecepatan dan gaya belajar yang berbeda. Setiap anak tidak dipaksa untuk belajar mengikuti gaya belajar anak lain. Mereka memiliki variasi dalam proses pembelajaran yang tidak bisa disamakan antar setiap anak.
3. Pengembangan Keterampilan Sosial
Anak-anak belajar bekerja sama, berbagi, dan menghargai satu sama lain dalam lingkungan yang kolaboratif. Anak dilatih dan didorong untuk menajdi pribadi yang percaya diri, mandiri dan mampu bersosialisasi pada lingkungannya. Anak diberi pemahaman bahwa kehidupan itu dasarnya memang harus saling bersosialisasi dengan orang lain, karena dengan begitu anak akan mempunyai kepekaan sosial terhadap lingkungannya dan orang sekitar.
4. Fokus pada Proses, bukan Hasil
Montessori menghargai proses belajar itu sendiri, usaha dan pekerjaan setiap anak dihargai sebagaimana adanya sehingga membantu anak-anak menghargai usaha mereka dan tidak hanya terfokus pada hasil akhir. Rapor dalam metode ini juga tidak menggunakan sistem ranking, seperti angka atau nilai A, B, dan C, melainkan dipicu kompetisinya dalam proses pembelajaran.
Dibalik segala hal positif dan kelebihan dari metode montessori, Montessori juga memiliki beberapa kelemahan antara lain terlalu bersifat perseorangan, sehingga memerlukan rasio perbandingan antara guru dan murid yang kecil. Kemudian media pembelajaran yang dibutuhkan sangat beragam serta harganya cukup mahal dan sulit dijangkau oleh sekolah-sekolah umum akibatnya biaya sekolah montessori relatif tinggi dibandingkan dengan pendidikan konvensional. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa kebebasan yang diberikan kepada anak mungkin mengarah pada kurangnya struktur dan disiplin.
KESIMPULAN
Metode Montessori menawarkan pendekatan inovatif dalam pendidikan anak yang fokus pada kemandirian, eksplorasi, dan penghargaan terhadap proses belajar. Meskipun menghadapi beberapa tantangan, popularitasnya terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya orang tua yang menyadari pentingnya pendidikan yang lebih humanis dan individualis. Di Indonesia, penerapan metode ini semakin meluas, menunjukkan bahwa Montessori bukan sekadar tren, melainkan solusi pendidikan masa depan yang potensial.
REFERENSI
Azkia, N., & Rohman, N. (2020). Analisis Metode Montessori dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas Rendah SD/MI. AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1), 1. https://doi.org/10.29240/jpd.v4i1.1411
Elytasari, S. (2017). Esensi Metode Montessori Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Jurnal Bunayya, 3(1), 63–72. https://jurnal.ar-raniry.ac.id/Index.Php/Bunayya/Article/View/2045/1516
Kamil, N., & Asriyani, S. (2023). Analisis Penerapan Metode Montessori Pada Aspek Kemandirian Anak Melalui Kegiatan Pembelajaran Practical Life. Jurnal Buah Hati, 10(1), 1–15. https://doi.org/10.46244/buahhati.v10i1.2098
Rosamanda, A., Widia, A. ;, Happy, W. ;, & Dewi, I. (2022). Fenomena Implementasi Montessori Sebagai Media Pembelajaran Kreatif Untuk Anak Pra Sekolah. Jurnal Instruksional, 3, 97–114.