Oleh: Damra Ali Sitanggang
Universitas Pendidikan Indonesia
Rendahnya prestasi akademik siswa merupakan isu yang terus menjadi sorotan dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Masalah ini bukan hanya menunjukkan ketidakmampuan siswa dalam memahami pelajaran, tetapi juga merupakan hasil dari interaksi yang rumit antara berbagai elemen, seperti mutu pengajaran, struktur kurikulum, partisipasi orang tua, dan kondisi sosial-ekonomi. Dalam upaya menjawab pertanyaan mengenai apa yang sebenarnya menjadi faktor utama, diperlukan pendekatan yang menyeluruh untuk memahami aspek-aspek yang saling berhubungan dalam dunia pendidikan.
Peran Guru: Pilar Utama dalam Proses Pembelajaran
Guru, sebagai garda terdepan dalam proses pendidikan, memiliki tanggung jawab besar dalam menentukan keberhasilan siswa. Kompetensi guru tidak hanya terbatas pada penguasaan materi, tetapi juga mencakup kemampuan pedagogis, seperti menciptakan strategi pengajaran yang inovatif dan membangun hubungan yang baik dengan siswa. Penelitian Putra, (2019) menunjukkan bahwa kemampuan mengajar guru yang memadai, dikombinasikan dengan kedisiplinan belajar siswa, berkontribusi signifikan terhadap prestasi akademik. Dalam konteks yang lebih luas, Hayati & Pahlevi, (2022) mengemukakan bahwa kompetensi guru dan fasilitas pembelajaran saling mendukung dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, yang pada akhirnya berdampak pada hasil akademik mereka.
Namun, peran guru tidak terlepas dari tantangan. Sebuah studi oleh Nketsia et al., (2020) menggarisbawahi pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi guru untuk menghadapi dinamika pembelajaran abad ke-21. Dengan meningkatkan kemampuan guru melalui pelatihan yang relevan, seperti yang diusulkan oleh Zhao & Liu, (2022) dalam program pelatihan nasional Tiongkok, guru dapat menjadi agen perubahan yang lebih efektif dalam mendukung pembelajaran siswa.
Kurikulum: Kerangka Dasar Pendidikan
Kurikulum, sebagai fondasi sistem pendidikan, juga memiliki peran sentral dalam menentukan kualitas pembelajaran. Kurikulum yang dirancang dengan baik mampu memberikan panduan yang jelas bagi guru dan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Pakaya & Hakeu, (2023) menyoroti bahwa Kurikulum Merdeka di Indonesia, yang bertumpu pada prinsip Ki Hadjar Dewantara tentang tri pusat pendidikan, memberikan ruang bagi siswa untuk belajar secara kontekstual dan bermakna.
Namun, implementasi kurikulum sering kali menghadapi berbagai kendala. Rohim & Rigianti, (2023) menemukan bahwa hambatan utama dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka adalah keterbatasan pemahaman guru terhadap prinsip-prinsip kurikulum tersebut. Tanpa dukungan pelatihan yang memadai, kurikulum yang baik tidak akan memberikan dampak optimal terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, diperlukan integrasi antara perencanaan kurikulum yang visioner dan pelaksanaan yang efektif.
Faktor Lain: Lingkungan Belajar dan Peran Orang Tua
Lingkungan belajar, baik di rumah maupun di sekolah, memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan siswa. Fu et al., (2022) mencatat bahwa hubungan yang harmonis antara orang tua dan guru berdampak positif pada pencapaian akademik siswa. Keterlibatan orang tua, seperti yang dikemukakan oleh (Benner et al., 2016), menjadi penopang penting terutama bagi siswa dari latar belakang sosial-ekonomi rendah.
Selain itu, kreativitas dalam pembelajaran juga merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan. Ahmadi dan Ahmadi & Besançon, (2017) menunjukkan bahwa pengajaran yang mendorong kreativitas mampu meningkatkan kompetensi siswa dalam berbagai aspek, termasuk pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang inovatif perlu menjadi bagian integral dari proses pendidikan.
Kesimpulan: Sinergi sebagai Kunci
Rendahnya nilai siswa tidak dapat disalahkan pada satu faktor tunggal. Sebaliknya, ini merupakan hasil dari interaksi dinamis antara guru, kurikulum, dan lingkungan belajar. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan peningkatan kompetensi guru, optimalisasi kurikulum, dan penguatan peran orang tua serta komunitas. Dengan sinergi yang baik antara elemen-elemen tersebut, sistem pendidikan tidak hanya akan meningkatkan nilai siswa secara akademik tetapi juga mempersiapkan mereka menjadi individu yang kompeten, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global.(*)