PasundanEkspres - Keberadaan akun bot di platform media sosial sudah menjadi hal yang umum meskipun sering dianggap mengganggu. Namun, Meta justru berencana untuk menambah jumlah akun bot berbasis AI di platform media sosialnya.
Dilansir dari laporan Financial Times, Meta berencana memperkenalkan karakter berbasis AI di Facebook dan Instagram untuk meningkatkan interaksi pengguna. Karakter ini akan diciptakan oleh pengguna melalui fitur AI Studio, yang telah diluncurkan untuk pengguna Instagram di Amerika Serikat.
“Kami berjarap AI ini benar-benar, seiring berjalannya waktu, hadir di platform kami, dengan cara yang sama seperti akun,” ujar Connor Hayes, Vice President of Product for Generative AI Meta, sebagaimana dikutip dari Futurism, Rabu (1/1/2025).
“Mereka akan memiliki bio dan foto profil serta dapat membuat dan berbagi konten yang didukung oleh AI di platform...itu yang kami perkirakan akan terjadi,” tambahnya.
Hayes menjelaskan bahwa salah satu prioritas Meta dalam dua tahun ke depan adalah menjadikan aplikasinya lebih menghibur dan menarik, termasuk dengan menghadirkan interaksi yang lebih sosial menggunakan AI.
Saat ini, menurut Hayes, sudah ada ratusan ribu karakter berbasis AI yang dibuat melalui AI Studio. Namun, sebagian besar dari karakter tersebut masih diatur sebagai *private* oleh para kreatornya. Fitur AI Studio sendiri baru tersedia di Amerika Serikat sejak diluncurkan pada Juli 2024, tetapi Meta berencana untuk memperluasnya ke lebih banyak negara.
Selain menciptakan karakter fiktif, AI Studio juga memungkinkan kreator di Facebook dan Instagram untuk membuat versi AI dari diri mereka sendiri, yang dapat berinteraksi dengan pengikut mereka.
Namun, kehadiran karakter berbasis AI ini menimbulkan berbagai risiko keamanan. Baru-baru ini, chatbot AI serupa yang disediakan oleh platform Character.AI diketahui menampilkan konten tidak pantas yang berpotensi membahayakan pengguna, terutama remaja.
Di samping itu, risiko penyebaran misinformasi juga menjadi perhatian. Alih-alih membantu kreator, karakter AI ini justru dikhawatirkan dapat menjadi ancaman bagi mereka karena kualitas konten berbasis AI yang rendah berpotensi merusak reputasi karya para kreator.
“Berbeda dengan kreator manusia, karakter AI Ini tidak memiliki pengalaman hidup, emosi, atau kapasitas yang sama untuk berhubungan dengan orang lain,” ungkap Becky Owen, Chief Marketing Officer agensi bakat Billion Dollar Boy sekaligus mantan Head of Creator Innovations Team di Meta.