Oleh:
Yulia Enshanty, S.Pd (Mahasiswa Magistser Pendidkan Geografi Pascasarjana Universitas Siliwangi, Guru Geografi di SMAN 1 Warungkiara, Kabupaten Sukabumi)
Perbedaan adalah hal yang wajar terjadi dalam kehidupan, dan ini juga sangat terlihat dalam konteks kegiatan pembelajaran. Setiap individu membawa latar belakang, pengalaman, dan cara berpikir yang unik, yang memengaruhi cara mereka memahami informasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Perbedaan ini tidak hanya dapat memperkaya diskusi dan kolaborasi dalam proses belajar, tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari perspektif satu sama lain. Kita dapat menciptakan suasana yang inklusif dan mendukung, di mana setiap siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi.
Salah satu cara untuk menghargai perbedaan ini adalah dengan mencoba pembelajaran still life drawing. Still life drawing adalah salah satu bentuk seni yang melibatkan penggambaran objek-objek diam, di mana siswa dapat mengembangkan keterampilan menggambar dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap perbedaan perspektif. Model ini merangsang siswa tidak hanya belajar teknik menggambar, tetapi juga diajak untuk menghargai sudut pandang yang berbeda melalui kolaborasi dengan teman-teman mereka.
Siswa diberikan kesempatan untuk menggambar objek yang sama tetapi dari sudut pandang yang berbeda. Setiap siswa dapat mengekspresikan interpretasi mereka sendiri terhadap objek, yang menciptakan hasil karya yang beragam meskipun berasal dari satu sumber. Proses menggambar ini tidak hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga mendorong siswa untuk berdiskusi dan berbagi pandangan.
Metode ini menjadikan mereka belajar untuk menghargai bagaimana perspektif yang berbeda dapat menghasilkan pemahaman yang lebih kaya dan mendalam. Selain itu, still life drawing membantu menciptakan lingkungan kelas yang inklusif, di mana setiap individu merasa dihargai dan diakui, sehingga meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi mereka untuk berpartisipasi.
Memulai kegiatan still life drawing di kelas dapat dilakukan melalui serangkaian langkah yang terstruktur. Pertama, penting untuk mempersiapkan ruang kelas dengan baik. Memastikan ada area yang cukup untuk menempatkan objek still life, dengan pencahayaan yang memadai dari lampu atau sinar matahari, sehingga objek terlihat jelas dan menarik untuk digambar. Selanjutnya, pemilihan objek menjadi langkah penting. Guru memilih satu atau beberapa benda yang dapat dijadikan objek still life, seperti buah-buahan, vas bunga, atau alat tulis.
Objek yang dipilih harus memiliki bentuk dan tekstur yang menarik agar dapat memicu minat siswa. Setelah objek dipilih, atur penataan objek di atas meja atau di lantai dengan cara yang kreatif. Susun objek sedemikian rupa agar terlihat berbeda dari berbagai sudut pandang, dan pertimbangkan untuk menambahkan elemen latar belakang yang sederhana untuk memberikan konteks visual.
Setelah ruang dan objek siap, langkah berikutnya adalah mengatur siswa dengan membagi siswa ke dalam kelompok kecil. Tempat duduk siswa sebaiknya diatur sedemikian rupa agar mereka dapat mengelilingi objek dengan baik, sehingga setiap siswa dapat melihat objek dari berbagai sudut. Pada tahap ini, penting juga untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki alat gambar yang diperlukan, seperti kertas, pensil, penghapus, dan alat warna jika diinginkan. Memeriksa semua alat agar dalam keadaan baik dan siap digunakan juga menjadi perhatian yang penting.
Setelah semua persiapan selesai, guru dapat menjelaskan tujuan dari kegiatan still life drawing kepada siswa. Penjelasan ini dapat mencakup pentingnya melihat objek dari berbagai sudut dan menghargai perbedaan perspektif. Hal ini membantu siswa memahami bahwa setiap individu dapat memiliki interpretasi yang berbeda terhadap objek yang sama. Dalam proses ini, guru juga perlu memberikan instruksi yang jelas tentang cara memulai menggambar, serta menekankan pada pentingnya memperhatikan detail, proporsi, dan pencahayaan. Mengingatkan siswa untuk tidak berpindah posisi saat menggambar akan membantu mereka fokus pada sudut pandang yang mereka pilih.
Setelah instruksi diberikan, siswa dapat mulai menggambar. Selama waktu menggambar ini, siswa didorong untuk mengamati objek dengan seksama dan mencatat detail yang terlihat. Setelah selesai menggambar, sesi diskusi dapat diadakan untuk merefleksikan pengalaman mereka. Dalam diskusi ini, guru dapat menanyakan tentang sudut pandang yang mereka pilih, alasan di balik pilihan tersebut, serta bagaimana hasil gambar mereka berbeda satu sama lain. Diskusi ini berfungsi untuk memperkaya pemahaman siswa tentang seni dan perspektif.
Menutup kegiatan dengan memperlihatkan hasil karya siswa merupakan langkah yang penting. Hal ini memberi siswa kesempatan untuk merasa bangga atas hasil kerja mereka dan juga untuk menghargai karya teman-teman mereka. Perbedaan cara pandang siswa dengan saling melihat hasil gambar, siswa dapat mendiskusikan perbedaan perspektif yang mereka gunakan serta teknik yang diterapkan dalam menggambar. Proses ini akan memperkaya pengalaman belajar dan menumbuhkan rasa saling menghargai di antara siswa. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kegiatan still life drawing di kelas tidak hanya akan berjalan lancar, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi siswa dalam menghargai perbedaan perspektif dan kreativitas.
Melalui kegiatan still life drawing, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan menggambar, tetapi juga belajar untuk menghargai perbedaan perspektif. Kolaborasi dalam kelompok dan diskusi yang mendalam memungkinkan mereka untuk memahami bahwa setiap individu memiliki cara unik dalam melihat dunia.
Dengan penghargaan ini, siswa dapat meningkatkan rasa empati dan keterbukaan mereka terhadap ide-ide dan pandangan yang berbeda, yang merupakan keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat yang beragam.(*)