Oleh :
Yulia Enshanty, S.Pd
( Mahasiswa Magister Pendidikan Geografi Pasca Sarjana Universitas Siliwangi, Guru Geografi SMA di Kabupaten Sukabumi)
Perpisahan sekolah merupakan momen penting bagi para siswa, kegiatan ini menandai akhir dari satu babak dan awal dari babak baru dalam perjalanan pendidikan mereka. Namun, di balik momen bahagia ini, sering kali terdapat beban tersendiri bagi para orang tua, terutama terkait dengan berbagai inisiatif yang muncul menjelang acara perpisah\an. Dibalik keceriaan perpisahan, kerap kali terselip kekhawatiran dan beban bagi sebagian orang tua, terutama tekait dengan biaya perpisahan yang kian melambung tinggi.
Salah satu inisiatif yang umum adalah adanya pengaturan seragam dan kerudung bagi siswi yang harus seragam di beberapa sekolah. Hal ini memang bagus, karena dimaksudkan untuk menciptakan keseragaman dan estetika dalam penampilan para siswa. Namun, inisiatif ini sering kali malah menambah beban biaya bagi para orang tua. Tidak semua orang tua memiliki kemampuan finansial yang memadai untuk membeli atau membuat seragam dan kerudung baru. Oleh karena itu, penting untuk mencari keseimbangan antara keinginan untuk menciptakan keseragaman dan estetika dengan kemampuan finansial orang tua yang tentunya tidak sama.
Selain itu, inisiatif lain yang juga sering muncul adalah pengadaan cinderamata untuk acara perpisahan. Cinderamata ini biasanya berupa souvenir atau hadiah yang diberikan kepada para guru dan staf sekolah. Meskipun tujuannya mulia, yaitu untuk memberikan kenangan dan penghargaan kepada para guru, inisiatif ini juga dapat menambah beban biaya bagi para orang tua. Memberikan cinderamata kepada para guru dan staf sekolah merupakan bentuk apresiasi dan rasa terima kasih atas dedikasi mereka dalam mendidik para siswa. Namun, alih-alih membeli cinderamata yang mahal, ada baiknya mempertimbangkan untuk membuat cinderamata sendiri oleh para siswa. Membuat cinderamata sendiri memiliki beberapa keuntunngan, diantaranya cinderamata buatan sendiri biasanya lebih murah dibandingkan dengan membeli cinderamata yang sudah jadi. Cinderamata buatan sendiri memiliki nilai sentimental yang lebih tinggi karena dibuat dengan tangan dan kreatifitas para siswa. Selain itu, proses pembuatan cinderamata dapat menjadi sarana bagi para siswa untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan mereka.
Di beberapa sekolah, bahkan terdapat iuran wajib untuk perpisahan sekolah, baik itu dari pihak sekolah, di luar iuran yang sudah dibayarkan untuk SPP dan biaya lainnya, juga dari pihak orang tua siswa (iuran untuk membuat seragam anak dan kerudung untuk siswi dan cinderamata). Hal ini tentunya semakin menambah beban, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan finansial. Penting untuk diingat bahwa perpisahan sekolah seharusnya menjadi momen yang menyenangkan dan berkesan bagi para siswa, bukan menjadi beban bagi sebagian orang tua.
Di sisi lain, setelah perpisahan yang mewah dan meriah, para siswa akan dihadapkan dengan kenyataan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Biaya pendaftaran sekolah baru, mulai dari uang pangkal, biaya seragam, hingga buku pelajaran, kembali akan menjadi beban bagi orang tua. Terlebih lagi, di tengah kondisi ekonomi yang masih belum stabil pasca pandemi, pengeluaran besar untuk perpisahan sekolah ini semakin terasa memberatkan. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, apakah biaya perpisahan yang mahal sepadan dengan manfaat yang didapatkan?
Komunikasi yang terbuka perlu terjalin antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Mengarkan aspirasi dan masukan dari semua pihak untuk menciptakan perpisahan sekolah yang inklusif dan mengakomodasi kebutuhan semua pihak, menghindari diskriminasi atau perundungan terhadap siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu juga perlu dilakukan. Sekolah dan komite sekolah harus berperan aktif dalam memastikan bahwa perpisahan sekolah tidak membebani orang tua. Perlunya membuat regulasi yang jelas dan tegas terkait penyelenggaraan perpisahan sekolah, termasuk batasan biaya dan sumber pendanaan.
Secara esensi, perpisahan sekolah bertujuan untuk menjadi momen perpisahan dan pelepasan siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya. Momen ini seharusnya sarat makna dan penuh kenangan indah, tanpa harus terbebani dengan biaya yang berlebihan. esensi perpisahan sekolah bukan terletak pada kemewahan dan mahalnya acara. Esensi perpisahan sekolah adalah momen perpisahan dan pelepasan siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya, serta momen untuk mengenang kebersamaan selama masa sekolah. Momen ini seharusnya sarat makna dan penuh kenangan indah, tanpa harus terbebani dengan biaya yang berlebihan.
Tidak semua orang tua memiliki kemampuan finansial yang sama. Ada orang tua yang mampu menyelenggarakan acara perpisahan yang mewah, namun ada juga yang tidak. Penting untuk saling menghargai dan menghormati kondisi finansial masing-masing. Acara perpisahan sekolah yang sederhana dan hemat biaya pun dapat menjadi momen yang berkesan dan penuh makna, jika dilakukan dengan penuh rasa kekeluargaan dan kebersamaan. Esensi perpisahan sekolah adalah kebersamaan, kenangan indah, dan transisi menuju jenjang pendidikan berikutnya, bukan pada kemewahan dan mahalnya acara.