Opini

Kebun Raya Mangrove Surabaya, Pioneer Kebun Raya Mangrove di Indonesia

opini

Oleh:
Dr. Rohman Hakim, S.Si.,M.Si dan Drs. Priyono, M.Si 
(Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta) 

Kebun Raya Mangrove (KRM) Surabaya merupakan wilayah konversi yang baru dan diresmikan pada tgl 26 juli taqhun 2023. Kawasan konservasi ini merupakan penggabungan dari ekosistem mangrove Gunung Anyar dan Medokan sawah. Kawasan Mangrove di Provinsi Jawa Timur seluas 27.221 Ha.

Luas ini adalah sebesar 48% dari hutan mangrove se-Jawa dengan komposisi mangrove kerapatan lebat sebesar 47,26%, mangrove kerapatan sedang 46,08%, dan mangrove kerapatan jarang 6,66%. Hutan mangrove merupakan asset penting bagi pertahanan keamanan laut Indonesia. Hutan mangrove juga memiliki peran penting bagi kesejahteraan masyarakat sekitar pesisir, diantaranya: sebagai penyedia sumber pangan dari berbagai jenis tanaman mangrove antara lain tanaman Avicennia, tanaman Rhizopora, penyedia nutrient bagi biota perairan, tempat hidup berbagai macam biota laut seperti raja udang biru, ikan bandeng dan udang windu, tempat penangkapan berbagai jenis ikan dan kepiting bakau bagi para nelayan skala kecil, pemanfataan pohon mangrove oleh para nelayan untuk dijadikan sebagai perahu, sebagai kawasan ekowisata untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, dan lain-lain.  Ekosistem Mangrove sebagai kawasan pariwisata juga dikembangkan di daerah lain misalnya di Jateng .Disamping fungsi yang sudah disebutkan di atas , mangrove ini juga sebagai kawasan edukasi.

Penanaman, pemeliharaan dan pemanfaatan mangrove secara berkelanjutan dapat membantu meningkatkan potensi maritim, memperkuat aspek pertahanan keamanan dan meningkatkan keberlanjutan ekonomi Masyarakat pesisir. Selain itu Mangrove juga merupakan salah satu dari empat ekosistem penangkap karbon teratas. Empat ekosistem teratas penyerap cadangan karbon, diantaranya  lahan gambut, hutan hujan tropis, terumbu karang termasuk hutan mangrove.

Mangrove mampu menyerap karbon 3 sampai 5 kali lebih besar daripada hutan dataran tinggi tropis. Hal tersebut disebabkan oleh sebagian besar karbon tersimpan didalam biomassa dan sedimen yang kemudian diekspor ke luar pesisir dalam bentuk bahan organik yang merupakan sumber untuk kesuburan perairan pesisir dan produktivitas perairan untuk menunjang kehidupan nelayan. Peningkatan Cadangan karbon biomassa mangrove dapat dilihat dari peningkatan jumlah individi, diameter, tinggi dan kerapatan kayu, tipe dan umur tegakan.

Mangrove di Indonesia terancam akan keberlangsungan ekosistemnya. Menjaga 1 Ha ekosistem mangrove setara dengan menjaga 1.100 Ton Cadangan Karbon. Pemerintah melakukan penataan dan pemanfaatan ruang pesisir yang mengedepankan Nature Based Solution.Terdapat beberapa isu global salah satunya adalah perubahan iklim dan kenaikan suhu global. Hal ini dapat mengakibatkan dampak seperti: perubahan pola cuaca yang lebih tidak stabil, kenaikan permukaan air laut, hilangnya spesies dan perubahan pola migrasi hewan, termasuk berkurangnya luasan mangrove.

Oleh karena itu diperlukan arah kebijakan konservasi mangrove yang jelas. Provinsi Jawa Timur telah menyususun kebijakan tentang mangrove yang tertuang di dalam dokumen perencanaan pembangunan tentang: peningkatan pengelolaan ekosistem daratan, laut dan pesisir yang terintegrasi, pengelolaan hutan dan lahan secara berkelanjutan, dan peningkatan rehabilitasi hutan, lahan serta mangrove. Dalam Perda No. 10 Tahun 2023 kawasan ekosistem mangrove merupakan bagian dari rencana pola ruang Kawasan Lindung.

Salah satu kegiatan rehabilitasi mangrove yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Jawa Timur adalah dengan melakukan penanaman. Penanaman yang dilakukan pada tahun 2020 hingga saat ijin sejumlah 2.068,08 Ha yang merupakan kolaborasi antara Pemprov, KLHK, TNI AL, Korporasi, LSM dan Pegiat, dll.

Di samping kegiatan penanaman, Provinsi Surabaya memiliki inovasi baru yaitu membuat Kebun Raya yang bertema mangrove. Indonesia memiliki 53 Kebun Raya dan Kebun Raya mangrove Surabaya merupakan Kebun Raya Mangrove pertama dan masih satu-satunya Kebun Raya bertema Mangrove.

BRIN melakukan berbagai upaya dalam peningkatan jumlah koleksi Kebun Raya Mangrove yang dituangkan dalam Perpres Nomor 83 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Kebun Raya  diantaranya melalui kegiatan: Eksplorasi, Pertukaran Material, Sumbangan. Kebun Raya Mangrove Surabaya memiliki luas 152,63 Ha sesuai dengan SK Walikota Surabaya No. 188.45/145/436.1.2/2018 tentang Penetapan Lokasi Kebun Raya Mangrove Surabaya dan hanya terkelola seluas 46 Ha. Beberapa fasilitas yang ada di Kebun Raya Mangrove diantaranya yaitu :aula, playground, anjungan sepeda air, sepeda listrik, ATV arena, golf car, gazebo, wood deck, menara pandang, wisata perahu, dan area pengelola. Tentu tidak lupa terdapat juga tempat belanja souvenir yang cukup menggoda.

Pola kolaborasi kebun raya dan masyarakat sekitar dalam penyediaan bibit mangrove untuk dibeli dan ditanam oleh pengunjung merupakan Langkah yang sangat strategis dalam upaya konservasi mangrove. Konservasi hutan mangrove tentu dapat membantu keberlanjutan ekologi, sosial dan ekonomi. Kebun Raya Mangrove Surabaya diharapkan dapat menjadi salah satu contoh pengelolaan ekosistem mangrove yang mampu meningkatkan daya tarik mangrove sebagai kawasan ekowisata. Semoga

Tag :
Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua