PASUNDAN EKSPRES- Siapa sih pebulutangkis terhebat sepanjang masa? Mungkin banyak yang berbeda pendapat tergantung pada sektor yang dibahas.
Namun, kalau ngomongin nomor tunggal putra, pasti banyak yang sepakat kalau Lin Dan adalah jawabannya.
Pebulutangkis asal China ini udah nyetak berbagai gelar dan prestasi yang bikin dia disebut-sebut sebagai yang terbaik sepanjang masa.
Lin Dan lahir pada 14 Oktober 1983 di Shanghang, Provinsi Fujian, China. Awalnya, orang tua Lin Dan, Lin Jian Bin dan Gaus, berharap dia jadi musisi setelah menyekolahkan dia di kursus piano.
Tapi, Lin Dan malah lebih tertarik sama bulutangkis. Sejak usia 9 tahun, dia udah mulai berlatih bulutangkis dan akhirnya memutuskan tinggal di asrama klub bulutangkis lokal untuk fokus latihan.
Dengan latihan keras, Lin Dan berhasil jadi juara nasional Junior China di usia 12 tahun.
Bakatnya menarik perhatian tim olahraga tentara pembebasan rakyat yang kemudian merekrut dan melatihnya.
Di usia 18 tahun, Lin Dan udah masuk tim nasional China dan pertama kali tampil di level senior pada 2001.
Meskipun saat itu dia cuma bisa sampai semifinal di kejuaraan dunia junior, prestasinya terus meningkat.
Pada 2002, Lin Dan meraih gelar pertamanya di level senior di turnamen Korea Open. Meski begitu, tahun 2003, dia hanya sampai babak ketiga di All England.
Namun, Lin Dan menunjukkan performa gemilang di tahun 2004, menjadi pemain nomor satu dunia di sektor tunggal putra.
Dia juga berhasil menjuarai All England dan membantu China meraih Piala Thomas pertama mereka sejak 1990.
Namun, tahun 2004 juga merupakan tahun yang berat karena Lin Dan mengalami cedera kaki sebelum Olimpiade Athena.
Dia harus gugur di babak pertama, tetapi dia tetap menganggap kekalahan itu sebagai hasil dari keinginan lawan yang lebih besar.
Kekalahan di Olimpiade 2004 seakan jadi pemicu semangat Lin Dan.
Dia kemudian mendominasi bulutangkis dunia selama lebih dari satu dekade, dengan teknik tinggi dan tubuh atletis yang mendukung gaya permainannya yang mematikan.
Lin Dan dikenal karena kecepatan, kekuatan, dan kelincahan yang luar biasa, serta kemampuannya untuk menyesuaikan strategi permainan dengan sangat baik.
Pada 2005, meskipun kalah di kejuaraan dunia, Lin Dan sukses meraih berbagai gelar, termasuk Piala Dunia dan Piala Sudirman.
Prestasi gemilangnya termasuk dua medali emas Olimpiade secara berturut-turut di Beijing 2008 dan London 2012.
Lin Dan juga jadi pemain pertama yang memenangkan 9 gelar utama dalam bulutangkis pada tahun 2011, dan total meraih 66 gelar juara sepanjang karirnya.
Setelah 20 tahun berkarir, Lin Dan memutuskan pensiun pada 4 Juli 2020. Meskipun dia sempat mengungkapkan keinginan untuk tampil di Olimpiade Tokyo, keinginan itu tidak terwujud.
Selama karirnya, Lin Dan mencatatkan 793 pertandingan dengan 662 kemenangan dan 131 kekalahan.
Dia pernah menduduki peringkat satu dunia selama 214 minggu dan punya persentase kemenangan 83,46%, hanya kalah dari Lee Chong Wei yang memiliki 84%.
Walaupun sudah pensiun, Lin Dan tetap menjadi ikon bulutangkis yang akan selalu dikenang dan dihormati dalam sejarah olahraga ini.