PASUNDAN EKSPRES - Kabar mengenai potensi kegelapan Bumi selama 3 hari mulai dari tanggal 8 April telah menjadi viral, namun para ahli menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.
Sejumlah akun di platform media sosial TikTok, baik di Indonesia maupun Filipina, telah menyebarkan informasi hoaks ini dalam bahasa Inggris.
Informasi tersebut menyatakan bahwa Bumi akan mengalami kegelapan selama 72 jam akibat fenomena yang disebut 'Sabuk Foton' (Photon Belt).
Namun, Thomas Djamaluddin, seorang Ahli Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menegaskan bahwa klaim ini adalah hoaks dan istilah "sabuk foton" tidak diakui dalam ilmu pengetahuan, Seperti yang dikutip dari CNN Indonesia pada Kamis 28 Maret 2024.
Menurut Thomas, hoaks serupa telah tersebar sebelumnya dengan berbagai alasan yang tidak didasari oleh ilmu pengetahuan yang kuat.
Dia juga menjelaskan bahwa meskipun Bumi pernah mengalami masa gelap bertahun-tahun akibat tumbukan asteroid, saat ini tidak ada ancaman dari asteroid besar dalam waktu dekat.
Fenomena Gerhana Matahari Total memang akan terjadi pada tanggal 8 April, namun hanya beberapa wilayah Bumi yang akan mengalami kegelapan dalam waktu singkat.
Durasi puncak gerhana matahari ini berkisar antara 2,5 hingga 4,5 menit, tergantung lokasi. Sayangnya, Indonesia tidak akan dapat menikmati fenomena ini pada tahun 2024.
Farahhati Mumtahana, seorang peneliti dari Pusat Riset Antariksa BRIN, menyatakan bahwa meskipun tidak dapat menyaksikan gerhana matahari tersebut, fenomena ini dapat dijadikan pertimbangan untuk merencanakan wisata atau ekspedisi yang bertujuan mengejar gerhana.
Jalur Gerhana Matahari Total akan melintasi sejumlah wilayah mulai dari Samudra Pasifik hingga Eropa Barat, Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudera Pasifik, Atlantik, dan Arktik.
(hil/hil)