PASUNDAN EKSPRES - Fenomena Gulungan Awan-Petir di Sumedang yang sempat ramai dimedia sosial. Video dengan berdurasi 30 menit tersebut memperlihatkan fenomena alam awan-petir.
Warga Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Sutisna (38) mengatakan fenomena tersebut terjadi pada hari Selasa (23/1/2024) sekitar pukul 19.00 WIB.
"Persisnya fenomena alam itu terjadi di wilayah mana itu saya sendiri tidak tahu pasti, tapi kalau terlihat di Jatinangor ini sepertinya di wilayah sekitar Gunung Tampomas (Sumedang)," ujar Sutisna
Tanggapan BMKG Mengenai Fenomena Gulungan Awan-Petir di Sumedang
Senior Forecaster badan Meteorologi, Krimatologi dan Geofisika (BMKG) Muhammad hakiki mengatakan bahwa fenomena tersebut merupakan awan cumulonimbus.
BACA JUGA:Berusia 800 Tahun, Mangkuk Penyembuh Peninggalan Islam Ditemukan di Turki
Dari Analisis Citra Satelit pukul 10.40 UTC (17.40 WIB) telah terpantau dan terbentuknya awan CB yang berada di Wilayah Jawa Barat tepatnya sebelah timur Kota Bandung.
Awan tersebut yang terus tumbuh dan meluas hingga Kota Bandung dan sekitarnya mulai menyeluruh sekitar pukul 13.00 UTC (2.00 WIB).
Hakiki mengatakan awan cumulonimbus bisa bertumbuh hingga ketinggian 15 kilometer.
"Fenomena munculnya awan ini, merupakan fenomena normal yang sering terjadi khususnya di musim hujan dan peralihan musim."
"Pada saat pembentukan awan cumulonimbus terjadi mekanisme yang kompleks di dalam awan tersebut salah satunya pergerakan vertikal yang kuat, dan proses pembentukan es dapat terjadi."
BACA JUGA:Ilmuan Temukan Titik Terang Mengenai Tengkorak Dinosaurus Sepanjang 23 inci
"Perbedaan muatan listrik dalam sistem awan cumulonimbus juga dapat menyebabkan terjadinya kilat petir," tutur Hakiki.
Hakiki juga mengimbau kepada seluruh wara untuk berhati-hati. Karna cumolonimbus bisa mengakibatkan terjadinya kilatan petir, agin bahkan puting beliung.
"Kami imbau warga selalu waspada terkait potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi, khususnya di musin hujan saat ini," ucapnya
Tapi adanya fenomena ini merupakan hal normal, jadi warga tidak perlu takut dan khawatir," tutup Hakiki.