PASUNDAN EKSPRES- Dalam episode terbaru Malaka Project, Cania Citta, Coki Pardede, dan Panji Pragiwaksono membahas secara kritis tentang Rancangan Undang-Undang (RUU).
Penyiaran yang dianggap dapat menghambat kreativitas para content creator, sineas, jurnalis, dan pekerja kreatif lainnya.
Diskusi ini menyoroti sejumlah pasal dalam RUU tersebut yang dinilai akan membatasi ruang gerak kreatif setiap individu.
Salah satu topik menarik yang diangkat adalah bagaimana Deddy Corbuzier pernah menerima dua kali penghargaan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai content creator teladan.
"Kita lihat lah KPI punya adjustment seperti itu," ujar Coki. Cania menambahkan, "Oke teman-teman, dipahami yah, standar dari KPI itulah standarnya."
Panji kemudian menyebut, "Deddy Corbuzier adalah contoh content baik oleh KPI." Coki menimpali, "Dua kali loh dia dapat reward."
Cania, selaku host, membuka diskusi lebih lanjut mengenai RUU Penyiaran yang baru. "RUU yang baru ini paling dasar adalah meluaskan yang namanya siaran yang awalnya hanya mengatur TV dan radio tapi sekarang menjadi luas. Ada komentar?" tanyanya.
Panji memberikan pandangannya, "Kalau gua sih nggak apa-apa, tapi mereka harus bisa memahami medianya. Ketika medianya gua paham maksud mereka, tapi mereka juga harus tahu jangan harap Netflix tayangannya seperti Indosiar dong?"
Coki menambahkan dengan bercanda, "Ada elangnya?" yang langsung direspon oleh Panji, "Masa ada Pocong terbang?"
Candaan ini membuat seisi studio Malaka Project pecah oleh tawa. Kebersamaan dan kekocakan Coki dan Panji dalam mengkritisi KPI dan RUU Penyiaran ini bisa dinikmati secara lengkap di channel YouTube Malaka Project.
Pastikan untuk menonton agar tidak ketinggalan keseruan dan insight menarik dari mereka!