Desa Wisata Sidajaya dan Sidamulya Jadi Sorotan: Akpol 1986 Kagum dengan Kemajuan Desa

Kunjungan dari Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) Angkatan 1986, Batalyon Aryyaguna. HADI MARTADINATA/PASUNDAN EKSPRES
SUBANG – Desa Sidajaya dan Sidamulya di Kabupaten Subang menjadi pusat perhatian setelah mendapatkan kunjungan dari Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) Angkatan 1986, Batalyon Aryyaguna pada Senin (17/2/2025).
Kunjungan tersebut bertujuan untuk meninjau perkembangan desa yang kini dikenal sebagai desa wisata dengan berbagai potensi dan kemajuan pesat dalam waktu yang relatif singkat.
Perwakilan dari Akpol 1986, Tejo Subagio, mengungkapkan kekagumannya terhadap perkembangan Desa Sidajaya dan Sidamulya yang kini berkembang pesat menjadi desa wisata dengan berbagai fasilitas yang tidak kalah dengan kawasan perkotaan.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Bos Urip, tokoh yang dianggap sebagai penggerak utama di balik transformasi dua desa tersebut.
BACA JUGA: Ada di Subang, Koh Salim Ubah Kap Mesin Lamborghini Jadi Alat Bakar Sate
"Ini hal yang jarang terjadi di sebuah desa. Kalau dilihat dari sosial ekonominya, ini patut dicontoh oleh daerah lain. Di sini ada balai pelatihan tenaga kerja yang disuplai secara gratis ke berbagai perusahaan, dan ini luar biasa," ujar Tejo Subagio saat diwawancarai.
Menurutnya, dengan adanya balai pelatihan tersebut, di masa depan tingkat pengangguran di desa tersebut dapat ditekan secara signifikan.
Ia berharap ke depan, tidak hanya ibu-ibu yang memanfaatkan fasilitas pelatihan tersebut, tetapi juga para pria yang ingin meningkatkan keterampilan dan membuka peluang kerja yang lebih luas.
Tejo Subagio juga menyoroti kemajuan infrastruktur di dua desa tersebut. Ia mengenang kondisi Desa Sidajaya dan Sidamulya beberapa tahun lalu yang masih jauh dari kata memadai.
BACA JUGA: MUI Subang Gelar PKU 2025, Cetak Ulama Moderat dan Berdaya Saing Global
"Dulu, 1–3 tahun yang lalu, di sini belum ada lampu jalan dan trotoar. Sekarang, lihat saja, lampu-lampunya terang, trotoarnya rapi, dan fasilitas untuk pejalan kaki juga tersedia. Rasanya seperti di depan kawasan Kelapa Gading, Jakarta," ucapnya penuh kagum.
Menurutnya, infrastruktur yang kini tersedia bukan hanya sekadar penataan jalan dan lampu penerangan, tetapi juga pengembangan fasilitas penunjang pariwisata dan ekonomi desa. Sekolah-sekolah, sarana pendidikan, dan keamanan desa juga mengalami kemajuan pesat.
"Keamanan di sini juga sangat terjaga. Ini membuktikan bahwa Desa Sidajaya dan Sidamulya pantas disebut desa wisata. Saya rasa kita perlu segera mempublikasikan ini ke seluruh penjuru, bahwa ada desa dengan potensi wisata luar biasa di Subang," jelas Tejo.
Ia menambahkan, keberadaan berbagai sektor ekonomi kreatif di desa ini, mulai dari konveksi, perkebunan, pertanian, peternakan, hingga kerajinan home industry, dapat menjadi daya tarik wisata edukatif bagi pengunjung dari berbagai daerah.
"Desa ini layak menjadi percontohan. Lima tahun lalu, pembangunan di sini masih nol. Kini, berkat ide dan kerja keras Bos Urip, semua berubah. Ini murni swadaya masyarakat tanpa bantuan APBD," tambahnya.
Tejo berharap masyarakat Desa Sidajaya dan Sidamulya terus menjaga kekompakan dan mendukung segala inovasi yang telah diprakarsai.
Dalam kesempatan yang sama, Bos Urip selaku penggerak utama perubahan di dua desa tersebut menjelaskan alasan dirinya memprioritaskan pembangunan desa wisata dan program ketenagakerjaan.
"Saya melihat angka pengangguran di Subang sangat tinggi. Jadi, saya berpikir untuk berbuat sesuatu, meski itu ibarat seutas benang," tutur Bos Urip dengan rendah hati.