Desa Wisata Sidajaya dan Sidamulya Jadi Sorotan: Akpol 1986 Kagum dengan Kemajuan Desa

Desa Wisata Sidajaya dan Sidamulya Jadi Sorotan: Akpol 1986 Kagum dengan Kemajuan Desa

Kunjungan dari Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) Angkatan 1986, Batalyon Aryyaguna. HADI MARTADINATA/PASUNDAN EKSPRES

Menurutnya, keberadaan balai pelatihan kerja gratis di desa ini merupakan langkah awal untuk membuka lebih banyak peluang kerja bagi warga lokal. Dengan pelatihan yang terstruktur dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja, diharapkan warga desa dapat bersaing dan mendapatkan pekerjaan di berbagai perusahaan.

Lebih lanjut, Bos Urip memaparkan rencana jangka panjangnya dalam membangun infrastruktur di wilayah Subang.

"Target saya berikutnya adalah memasang penerangan jalan umum dan memperlebar jalan dari Cibogo hingga Cipunagara. Karena dalam 10–30 tahun ke depan, Subang ini akan dikelilingi zona industri," ungkapnya.

Ia menilai, kesiapan infrastruktur merupakan langkah krusial dalam menghadapi perkembangan kawasan industri yang diprediksi akan semakin pesat di masa depan.

Salah satu hal yang membuat Desa Sidajaya dan Sidamulya menjadi unik adalah fakta bahwa seluruh pembangunan desa dilakukan secara swadaya, tanpa dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Bos Urip memaparkan bahwa keberhasilan ini terwujud berkat kekompakan warga desa dan dukungan dari berbagai pihak yang percaya pada potensi desa mereka. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah desa, dan pengusaha lokal dalam memajukan daerah.

Kehadiran Bos Urip dan pembangunan desa wisata di Sidajaya dan Sidamulya tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga pendidikan. Ria, seorang guru di SMPN 3 Cipunagara, mengungkapkan rasa syukur atas kemajuan desa yang turut mendukung pengembangan potensi anak-anak sekolah.

"Saya sangat senang dengan kehadiran Bos Urip di sini. Kehadirannya membawa perubahan yang sangat signifikan untuk kampung kami di Cigarukgak," ucap Ria dengan antusias.

Menurutnya, melalui desa wisata, anak-anak sekolah sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan seni dan budaya. Hal ini menjadi sarana bagi mereka untuk mengembangkan bakat sekaligus memperluas wawasan mengenai potensi lokal.

"Beliau tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga peduli dengan pendidikan. Anak-anak sering diikutsertakan dalam acara-acara seni, budaya, dan kegiatan lainnya yang bisa menambah wawasan mereka," tambahnya.

Keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan di desa wisata juga membawa dampak positif dalam menanamkan rasa cinta terhadap budaya lokal. Selain itu, mereka mendapatkan pengalaman langsung dalam memahami potensi ekonomi desa berbasis wisata.(hdi) 

 


Berita Terkini