SUBANG-Pesantren ibarat Kota Santri, dimana kegiatannya dari sejak dini hari hingga tidur malam sudah terjadwal. Rutinitas santri itu hampir tak ada waktu senggang, pagi, siang dan petang hari, kecuali saat hari libur dan olahraga, semua waktu begitu padat.
Salahsatu pondok pesantren di Kabupaten Subang, yang cukup terkenal yaitu Pesantren At Tawazun, pesantren modern dimana salahsatu keunggulannya adalah bahasa ingris dan bahasa arab. Santri dibiasakan secara terjadwal menggunakan bahasa arab atau inggris.
Apalagi di Bulan Ramadan ini, jadwal tambah padat tetapi santri tetap semangat menggapai Ramadan ini agar mendapatkan keberkahan, rahmat dan tentu malam lailatul qodar, malam seribu bulan.
Seperti yang disampaikan Kepala Majelis Pembimbing ISTAWA (MPI)/Wakil Direktur Kesantrian Ponpes At Tawazun,
Oking Sudrajat. Menurutnya, kegiatan santri selama bulan Ramadan 1446 H ini cukup padat.
Dia menyebut ada sekitar 10 kegiatan harian dan tentatif, mulai dari sahur bersama, pengajian tahsin Al Quran, khataman Al Quran, pengajian kitab Salafiyah Ramadan (pasaran sampai khatam), shalat taraweh, kultum Ramadan, pembayaran zakat fitrah dan Bis Ramadan, Takjil On The Road, Haul Abah KH.Syamsudin Bin KH. Abdurahman serta santunan yatim dhuafa.
Kegiatan yang begitu padat itu, harus diikuti oleh santri hingga tuntas, ada rutinitas lebih khusus yaitu khataman Al Quran dan pasaran kitab kuning sampai khatam. Dengan mengikuti semua kegiatan itu, diharapkan para santri terutama kelas atas atau yang hendak lulus, bisa menjalankan kembali di lingkungan mereka tempat tinggal, sehingga pembiasaan itu menetap dan diterapkan kembali di kehidupan sehari-hari. "Intinya semua pembiasaan saat bulan Ramadan ataupun bulan yang lainnya, menjadi bekal para santri saat berkiprah di lingkungan masing masing dan bermanfaat untuk masyarakat," katanya.
Soal pembiasaan bahasa Arab dan Inggris secara terjadwal satu minggu sekali. Sehingga diharapkan jadi bekal santri saat masuk ke dunia kerja, dimana bahasa menjadi salahsatu skill khusus yang harus dimiliki di tempat bertugas atau bekerja formal. "Sedikit banyak ilmu yang didapat, bisa bermanfaat untuk santri juga lingkungan tempat ia tinggal bermsyarakat," tukasnya.(dan/sep)