Google Umumkan Model AI Terbaru: Veo 3, Imagen 4, dan Lyria 2 Buka Era Baru Kreasi Digital

ILUSTRASI tampilan hasil kreasi salah satu ai milik google
Alat ini memungkinkan kreator membuat narasi visual hanya dengan deskripsi bahasa alami, sambil mengatur elemen cerita seperti pemain, lokasi, objek, dan gaya di satu tempat terpadu.
Flow sudah dapat diakses oleh pengguna paket Google AI Pro dan Ultra di AS, dan akan diperluas ke negara lain.
Imagen 4: Gambar Lebih Tajam, Tipografi Lebih Presisi
Imagen 4 menawarkan kualitas gambar luar biasa, dengan detail halus seperti tekstur kain, bulu hewan, dan tetesan air.
Model ini mendukung berbagai rasio aspek hingga resolusi 2K, cocok untuk kebutuhan cetak maupun presentasi.
Peningkatan besar juga hadir dalam kemampuan penulisan huruf dan tipografi, memungkinkan pembuatan kartu ucapan, poster, dan komik dengan teks yang akurat.
Imagen 4 tersedia di aplikasi Gemini, Whisk, Vertex AI, serta di produk Google Workspace seperti Slides, Docs, dan Vids.
Google juga akan meluncurkan versi cepat Imagen 4 yang 10 kali lebih cepat dari versi sebelumnya.
Lyria 2: Eksplorasi Musik Tanpa Batas
Pada April lalu, Google memperluas akses ke Music AI Sandbox yang didukung oleh Lyria 2.
Platform ini menyediakan alat eksperimental bagi musisi, produser, dan penulis lagu untuk mengeksplorasi ide musikal secara inovatif.
Lyria 2 kini tersedia melalui YouTube Shorts dan Vertex AI untuk pengguna perusahaan.
Versi interaktifnya, Lyria RealTime, juga tersedia melalui API dan AI Studio untuk menciptakan musik secara langsung dan dinamis.
Komitmen terhadap Keamanan dan Keaslian Konten AI
Sejak 2023, Google telah menyematkan tanda air SynthID pada lebih dari 10 miliar konten berbasis AI, termasuk gambar, video, audio, dan teks.
Semua konten yang dihasilkan oleh Veo 3, Imagen 4, dan Lyria 2 akan terus diberi watermark SynthID untuk mencegah penyalahgunaan.
Kini, Google juga meluncurkan SynthID Detector, portal verifikasi yang memungkinkan publik mengunggah konten untuk mengecek apakah file tersebut (atau sebagian darinya) dihasilkan oleh AI melalui deteksi watermark.
Melalui inovasi ini, Google berharap dapat mempercepat proses kreatif para seniman dan kreator di seluruh dunia, sekaligus memastikan penggunaan AI yang bertanggung jawab.