Kepala BSSN Diminta Tingkatkan Proteksi Objek Vital Nasional Usai Kasus Hack Surabaya!

Kepala BSSN Diminta Tingkatkan Proteksi Objek Vital Nasional
Kerjasama Internasional
Kerjasama dengan badan internasional seperti FBI juga dibahas. "Sejauh mana kerjasama dengan FBI terkait pengamanan data yang telah dienkripsi oleh peretas?" tanya seorang anggota. Menurut laporan, FBI memiliki 7.000 kunci variabel yang dapat membantu membuka data yang dienkripsi oleh peretas, namun hal ini juga membawa risiko membocorkan informasi ke pihak luar.
Permintaan Tebusan
Dalam rapat tersebut, juga dibahas tentang permintaan tebusan yang mencapai 8 juta dolar AS. "Apakah sudah ada indikasi tebusan ini diminta secara serius?" tanya seorang anggota. Hal ini menekankan pentingnya koordinasi antara Kominfo, BSSN, Polri, dan BIN untuk menilai apakah permintaan tebusan ini merupakan ancaman yang nyata.
Mitigasi dan Anggaran BSSN
Upaya mitigasi serangan siber juga menjadi perhatian. Kepala BSSN menjelaskan bahwa anggaran yang dimiliki tidak mencapai 1 triliun rupiah, yang mempengaruhi kemampuan untuk membeli alat deteksi terbaru. "Bagaimana alat-alat untuk mendeteksi ini sebagai pengaman? Teknologi bergerak cepat dan kita harus selalu berada satu langkah di depan," ujar seorang anggota.
Pengembangan SDM
Pengembangan sumber daya manusia di bidang keamanan siber juga disorot. "Sudah ada Politeknik Siber sejak 2018. Sejauh mana sudah menghasilkan SDM yang siap?" tanya seorang anggota. Ia menekankan pentingnya memiliki tenaga ahli yang siap menangani ancaman siber dengan teknologi terkini.
Para anggota Komisi I menekankan bahwa keamanan data adalah masalah keamanan nasional. "Ini bukan hanya soal KL yang datanya disimpan di PDN, tetapi juga soal keamanan nasional. Singapura saja menganggap kebocoran data sebagai ancaman besar," ujar seorang anggota. Ia menambahkan bahwa kegagalan dalam melindungi data ini adalah kegagalan yang sangat serius.