Elon Musk Membuat Satelit Mata-Mata untuk AS, Starlink Dipertimbangkan untuk Diizinkan Masuk IKN?

Elon Musk Membuat Satelit Mata-Mata untuk AS/foto Screenshots/via/Voi
Minggu ini, Reuters melaporkan bahwa Elon Musk secara diam-diam menggunakan teknologi Starlink untuk membuat ratusan satelit mata-mata untuk badan intelijen Amerika Serikat dengan nilai kontrak mencapai US$ 1,8 miliar (Rp 28,15 triliun).
Satu divisi SpaceX yang disebut Starshield dilaporkan telah menandatangani kontrak dengan National Reconnaissance Office (NRO), badan intelijen yang mengelola satelit mata-mata AS.
Rencana pembuatan ratusan satelit mata-mata ini menunjukkan keterlibatan SpaceX, perusahaan yang didirikan dan dipimpin oleh Elon Musk, dalam proyek militer dan intelijen AS.
Proyek Starshield juga mengungkapkan investasi besar Departemen Pertahanan AS, dikenal sebagai Pentagon, dalam teknologi satelit orbit rendah (LEO) untuk mendukung kebutuhan militer AS di seluruh dunia.
Ratusan satelit mata-mata di orbit rendah memiliki kemampuan untuk memantau aktivitas di permukaan Bumi.
Menurut sumber dari Reuters, Starlink telah meluncurkan lusinan prototipe satelit mata-mata sejak 2020 menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX.
Meskipun beberapa objek di orbit terdaftar sebagai misi satelit SpaceX dalam data pemerintah AS, informasi ini tidak pernah diumumkan oleh SpaceX atau pemerintah AS.
Pentagon sudah sering bermitra dengan SpaceX melalui kontrak penggunaan Falcon 9 untuk meluncurkan logistik militer ke luar angkasa.
Menurut narasumber Reuters, jaringan satelit mata-mata menjadi salah satu prioritas pemerintah AS dalam mengembangkan kekuatan pertahanan luar angkasa karena sistem ini memberikan pemantauan yang cepat, komprehensif, dan terus-menerus terhadap aktivitas di seluruh dunia.