Tekno

Ngeri! Elon Musk Tanam Chip Ke Otak Manusia?

Ngeri! Elon Musk Tanam Chip Ke Otak Manusia? (Sumber Foto Narasi Newsroom)
Ngeri! Elon Musk Tanam Chip Ke Otak Manusia? (Sumber Foto Narasi Newsroom)

PASUNDAN EKSPRES- Teknologi semakin berkembang dengan pesat, membuka jalan bagi inovasi yang sebelumnya hanya terdengar dalam khayalan.

Salah satu terobosan terbaru yang menggetarkan dunia adalah kemampuan menggerakkan mouse komputer melalui pikiran manusia.

Tidak dapat dipungkiri, ini adalah pencapaian luar biasa yang membuahkan hasil dari dorongan inovasi teknologi yang tak kenal lelah.

Dulu, kita hanya bisa melihat kemampuan seperti ini di film-film fiksi ilmiah. Namun, berkat inovasi yang gigih, teknologi telah membawa impian kita ke realitas yang nyata.

Contohnya adalah Apple Vision Pro, sebuah pencapaian luar biasa dalam berinteraksi dengan teknologi melalui kecerdasan buatan dan realitas virtual.

Namun, sorotan utama belakangan jatuh pada Neurolink milik Elon Musk. Perusahaan ini berusaha merevolusi hubungan antara otak manusia dengan komputer melalui chip otak yang revolusioner.

Tujuannya bukan sekadar mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup, terutama bagi mereka yang mengalami kondisi medis tertentu seperti kelumpuhan.

Tetapi, di balik kegemilangan ini, terdapat perdebatan dan keprihatinan akan etika dan keamanan. Percobaan pada hewan-hewan, seperti monyet, telah menimbulkan kekhawatiran dan protes dari kelompok aktivis hak-hak hewan.

Bahkan, pemerintah Amerika Serikat pun turut melakukan penyelidikan atas dugaan penganiayaan hewan.

Tidak hanya itu, FDA sempat menolak rencana Neurolink karena potensi cedera pada organ vital yang terkait.

Masalah lainnya termasuk kepatuhan terhadap regulasi keamanan yang ketat, seperti terungkapnya pelanggaran terkait penggunaan bahan berbahaya.

Meskipun begitu, Neurolink akhirnya mendapatkan persetujuan untuk uji klinis manusia pertamanya. Sebuah tonggak penting yang membawa harapan akan kemungkinan penyembuhan berbagai kondisi medis yang sulit.

Namun, kekhawatiran tetap menghantui. Detail mengenai keamanan dan prosedur uji coba masih minim, meninggalkan banyak pertanyaan tanpa jawaban yang memadai.

Perlunya pemantauan yang ketat terhadap pengembangan ini sangat diperlukan agar dampak negatif bisa diminimalisir.

Tidak hanya itu, perdebatan mengenai hak kekayaan intelektual juga menjadi sorotan.

Neurolink, walaupun bukan yang pertama dalam konsep antarmuka otak-komputer, menerima sorotan karena diduga ingin mengambil alih ide-ide dari perusahaan lain.

Namun, harapan akan manfaat yang bisa dihasilkan dari teknologi ini tetap tinggi. Potensi untuk membantu mereka yang menderita kelumpuhan, gangguan penglihatan, dan berbagai kondisi medis lainnya merupakan cambuk yang mendorong terus pengembangan teknologi ini.

Jadi, sementara kita terpesona dengan kemajuan teknologi yang mengagumkan ini, kita juga harus tetap waspada akan dampak dan implikasi yang mungkin timbul.

Hanya dengan memperhitungkan semua aspek, kita dapat memastikan bahwa revolusi ini benar-benar membawa manfaat yang luas bagi kemanusiaan, tanpa meninggalkan jejak yang merugikan.

Berita Terkait