PURWAKARTA-Universitas Dr. K.H. E.Z. Muttaqien atau Muttaqien University menghadirkan Prof. Dr. Rozainun Haji Abdul Aziz sebagai dosen tamu pada kegiatan Guest Lecture dan Upgrading & Kurikulum Review, belum lama ini.
Rozainun sendiri merupakan President of ASEAN Accounting Education Workgroup dan Profesor pada Universitas Kuala Lumpur (UniKL) Malaysia.
Kegiatan yang digelar di Aula Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Muttaqien University, Jl. K. K. Singawinata No. 83, Kelurahan Nagri Kidul, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta ini terbagi menjadi dua sesi.
Sesi pertama berupa Guest Lecture dengan tema SDGs Accounting: Transforming Finance for a Sustainable Future. Kegiatan interaktif ini diikuti lebih dari 150 mahasiswa FEB.
Adapun sesi kedua berupa Upgrading dan Kurikulum Review yang diikuti seluruh dosen FEB Muttaqien University.
Pada sesi pertama, Rozainun menyampaikan materi tentang transformasi keuangan yang berkelanjutan serta pengaruhnya terhadap lingkungan, komunitas dan kebijakan pemerintah.
"Hal ini lah yang tengah gencar digalakkan oleh United Nation dan World Bank juga berlaku di seluruh dunia," kata Rozainun.
Dengan demikian, sambungnya, transformasi keuangan ini telah disampaikan mulai dari tingkat negara, pelaku usaha, kemudian turun ke universitas atau akademisi hingga kepada individu sehingga semua bisa berkontribusi.
"Diharapkan dunia kampus dapat menyumbangkan keilmuannya sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi demi standar kehidupan yang lebih baik," ujar Rozainun.
Tak hanya itu, sambungnya, dunia kampus, baik itu dosen dan mahasiswa, supaya lebih peka dan sensitif kepada ilmu-ilmu yang baru yang bahkan belum didapat di kampus.
"Ketika di luar sana muncul teknologi baru jangan sampai kita tidak mengetahuinya. Terlebih saat ini eranya artificial intelligence atau AI, ChatGPT dan berbagai sumber lainnya untuk mengetahui atau mendapatkan ilmu baru," ucapnya.
"Dari sisi agama, kita diperintahkan untuk membaca. Jadi kita harus membaca dan memastikan diri mempunyai ilmu yang cukup untuk mengaplikasikan apa yang kita pelajari," katanya menambahkan.
Rozainun tak menampik banyak informasi miring dari berbagai platform media yang menyebutkan peran seseorang yang berprofesi di bidang keuangan akan tergantikan AI.
"Itu hanyalah framing. Hanya akan menimbulkan kesan negatif. Sebaliknya, hal seperti ini justru harus dijadikan motivasi untuk terus meningkatkan kemampuan diri. Kita sudah terjun di dunia keuangan maka harus konsisten," ujar Rozainun.
Tak sampai di situ, kata dia, keberadaan AI harus dimaknai sebagai alat untuk mempermudah dalam belajar. "Bagaimana kita memasukkan AI ke dalam profesi kita sehingga pekerjaan kita menjadi lebih mudah dan menyenangkan," ucapnya.
Rozainun pun menyampaikan penilaiannya terhadap Muttaqien University sebagai kampus yang sangat berpotensi untuk terus berkembang menjadi lebih besar.
"Insyaallah akan besar. Jadi saya lihat Muttaqien University ini walaupun kecil tapi signifikan. Perhatian terhadap mahasiswanya lebih fokus sehingga impact-nya juga lebih besar," kata Rozainun.
Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan H. Patoni, M.Pd., M.M., menyebutkan Guest Lecture dan Upgrading & Kurikulum Review akan mejadi agenda tahunan Muttaqien University.
"Sebetulnya, ketika masih berbentuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi kegiatan seperti ini juga sudah terlaksana. Kami juga sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan berbagai kampus di luar negeri," ujar Patoni melalui rilisnya, Ahad (27/4).(add)