BANDUNG-Jawa Barat memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, bukan hanya wisata alam tetapi juga wisata seni budaya, wisata konvensi, wisata agro, wisata kuliner, wisata belanja, wisata buatan, wisata religi, wisata sejarah dan wisata olahraga.
"Potensi pariwisata Jabar luar biasa.Tugas kita adalah mengelolanya secara profesional agar aman dan nyaman, serta memasarkannya secara kreatif agar mekar dan bertumbuh," ujar Herman Suryatman, Sekda Provinsi Jabar di Sujiva Resto and Art Space, Bandung, Sabtu (12/5).
Hal tersebut disampaikan Herman pada diskusi informal atau "ngadu bako" dengan Pengurus Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat. Hadir pada kesempatan tersebut Herman Muchtar (Ketua GIPI), Heni Smith (Dewan Pakar GIPI), Djoni (Dewan Pakar GIPI), Taufik Hidayat Udjo (Ketua Bidang Pengembangan Destinasi Wisata), dan Herrie Hermanie Soewarma (Wakil Ketua GIPI).
Semua pihak sepaham untuk memajukan industri pariwisata Jabar, serta apresiasi atas inisiatif Pemprov Jabar mengajak GIPI berdiskusi.
"Kami keluarga besar GIPI Jabar menyambut baik diskusi informal yang berkesan ini. Kami berharap ada tindak lanjut kongkrit dari semua pihak untuk kemajuan industri pariwisata Jabar," ujar Herman Muchtar, Ketua GIPI Jawa Barat.
Terkait Surat Edaran (SE) Gubernur Jabar tentang Study Tour Pada Satuan Pendidikan, GIPI memahami latar belakang dan maksud dari SE tersebut.
"Kami memahami SE dimaksud ditujukan untuk keamanan dan kemanfaatan pelaksanan study tour di Jawa Barat. Namun kami mohon juga Pemprov Jabar mengantisipasi dampak penafsirannya di lapangan," ujar Herman Muchtar.
Sekda Jabar menegaskan bahwa isi SE dimaksud sangat edukatif dan tidak ada muatan untuk mereduksi industri pariwisata.
"Pak Gubernur tegas dan jelas menyampaikan di SE tersebut, mengimbau satuan pendidikan untuk melaksanakan study tour di dalam kota di wilayah Provinsi Jawa Barat. Hanya saja untuk menjamin keamanan dan kemanfaatannya, satuan pendidikan diminta untuk memperhatikan kesiapan awak kendaraan, keamanan jalur yang akan dilalui, serta kelaikan kendaraan," ungkap Sekda Jabar.
Untuk itu, satuan pendidikan diminta juga untuk berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan di wilayah kabupaten/kota masing-masing, serta menyampaikan pemberitahuan dan koordinasi dengan Dinas Pendidikan sesuai kewenangannya.
"SE tersebut sifatnya antisipatif dan mitigatif, dengan harapan tidak ada kejadian serupa di masa depan. Kita ambil pelajaran dan hikmah dari kecelakaan di Subang," tukas Sekda Herman.
Pada kesempatan tersebut, Taufik Hidayat Udjo mengatakan agar kejadian Subang memantik semua pihak melakukan introspeksi.
"Kami di PUTRi, bagian dari GIPI, akan berintrospeksi dan siap mendukung Pemprov Jabar dalam melakukan standarisasi dan monitoring bagi pelaku jasa pariwisata, baik travel maupun destinasi wisata, agar aman dan nyaman, serta pariwisata Jabar lebih baik. Pelaku jasa pariwisata yang tidak legal harus ditertibkan," ujar Taufik.
Demikian juga Heni Smith, Dewan Pakar GIPI, memberikan apresiasi terhadap pertemuan informal ini. Dengan harapan, berkaca dari musibah tersebut, semua pihak agar introspeksi, termasuk berbagai asosiasi dibawah GIPI.
"Dimohon semua asosiasi yang tergabung di GIPI dapat mendisiplinkan anggotanya. Lakukan juga pengawasan yang berkelanjutan," ucap Heni.(rls)