Daerah

SMPN 2 Jalancagak Fokus Kembangkan Prestasi, Potensi, dan Tantangan Bagi Para Siswa

SMPN 2 Jalancagak
Wakasek Kesiswaan Sri Mulyati S.Pd(Hadi Martadinata/Pasundan Ekspres)

SUBANG-SMP Negeri 2 Jalancagak adalah salah satu institusi pendidikan di Kabupaten Subang yang telah menunjukkan perkembangan pesat sejak didirikan pada tahun 2005. Berbagai prestasi dan program unggulan yang telah dijalankan membuat sekolah ini menjadi pilihan utama bagi masyarakat sekitar. Berikut adalah profil lengkap mengenai perjalanan dan pencapaian sekolah ini.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Sri Mulyati S.Pd, menceritakan bahwa SMP Negeri 2 Jalancagak berdiri pada tahun 2005. Ketika pertama kali ia datang ke sekolah ini pada tahun 2008, fasilitas yang tersedia sangat terbatas. "Saat itu, hanya ada dua ruang kelas dan satu ruang tata usaha," katanya. 

Namun, dari tahun ke tahun, sekolah ini berkembang pesat. Pada tahun ini, SMP Negeri 2 Jalancagak telah memiliki delapan kelas, meningkat dari enam kelas pada tahun sebelumnya. "Dengan adanya penambahan kelas ini, kami berharap dapat menjadi tolak ukur kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikan yang kami berikan," tambah Sri. 

Pertumbuhan jumlah siswa dan fasilitas menunjukkan bahwa sekolah ini semakin diminati oleh masyarakat sekitar. SMP Negeri 2 Jalancagak tidak hanya berkembang dalam hal fasilitas, tetapi juga dalam bidang prestasi. 

Pada tahun 2016, sekolah ini meraih juara pertama sepak bola di wilayah Jawa Barat IV. Selain itu, baru-baru ini sekolah ini memenangkan lomba pantomim tingkat kabupaten dalam ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). "Sekolah ini memiliki banyak siswa berbakat, terutama di bidang seni," ungkap Sri. 

Berkat kemitraan dengan sanggar seni lokal, banyak siswa yang berprestasi dalam tarian dan kesenian lainnya. 

Salah satu program unggulan yang telah dijalankan adalah Program Penguatan Pendidikan Karakter (P5) dengan tema kearifan lokal. Program ini bekerja sama dengan sanggar seni sisingaan, yang bertujuan untuk mengenalkan budaya lokal kepada siswa melalui kegiatan tarian dan sisingaan.

Selain fokus pada kesenian, SMP Negeri 2 Jalancagak juga memiliki kemitraan d bidang kuliner. Melalui program P5, siswa diperkenalkan dengan produksi lokal seperti dodol nanas. "Program ini bertujuan untuk mengenalkan industri lokal kepada siswa, sehingga mereka dapat memahami dan menghargai produk lokal," kata Sri.

Sekolah ini juga menawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler lainnya, seperti sepak bola, Palang Merah Remaja (PMR), English Club, dan lainnya. Ada sebelas kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan, yang semuanya dirancang untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. "Kami ingin memastikan bahwa setiap siswa dapat mengembangkan potensinya, baik dalam akademik, olahraga, maupun kesenian," jelas Sri.

SMP Negeri 2 Jalancagak memiliki 32 guru PNS dan total 55 karyawan, termasuk tenaga tata usaha. Dari jumlah tersebut, lima guru telah lulus sebagai guru penggerak, dengan tiga orang telah menyelesaikan program dan dua orang masih dalam proses. "Program guru penggerak memberikan banyak pendidikan penting, mulai dari manajemen sekolah, cara memperlakukan anak, hingga berkolaborasi dengan masyarakat sekitar," kata Sri.

Keunggulan utama SMP Negeri 2 Jalancagak terletak pada bidang sepak bola dan kesenian. Sekolah ini telah menghasilkan banyak siswa berbakat yang terus diasah potensinya. "Setiap anak memiliki potensi yang berbeda, ada yang lebih suka belajar, ada yang lebih suka olahraga atau kesenian. Tugas kami adalah menggali potensi itu," kata Sri.

Namun, Sri juga mengakui bahwa ada tantangan yang dihadapi, terutama terkait dengan lingkungan di luar sekolah dan kebiasaan di rumah. "Tantangan terbesar adalah mengatasi pengaruh negatif dari lingkungan luar dan membiasakan siswa dengan kebiasaan positif di rumah," jelasnya.

Dalam upaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, SMP Negeri 2 Jalancagak menerapkan berbagai program inovatif. Program P5, misalnya, tidak hanya mengajarkan materi akademik, tetapi juga nilai-nilai kearifan lokal. "Anak-anak diajarkan tentang permainan tradisional dan budaya lokal, sehingga mereka tidak hanya pandai secara akademis, tetapi juga mengenal dan menghargai budaya mereka," kata Sri.

Selain itu, program kemitraan dengan industri lokal, seperti produksi dodol nanas, memberikan siswa wawasan praktis tentang dunia usaha dan industri. "Ini adalah upaya kami untuk memberikan pendidikan yang holistik dan relevan dengan kebutuhan zaman," tambahnya.(hdi/sep)

 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua