PASUNDAN EKSPRES - Chairul Tanjung, dikenal luas sebagai seorang pengusaha sukses dan miliarder Indonesia, adalah sosok yang inspiratif dengan perjalanan hidup yang penuh liku.
Dari latar belakang yang sederhana, ia berhasil mengukir namanya di dunia bisnis dan membangun berbagai usaha yang berpengaruh.
Prof. Dr. (H.C.) drg. H. Chairul Tanjung, M.B.A. (dikenal dengan ejaan Soewandi: Chairul Tandjung, lahir 18 Juni 1962) adalah seorang pengusaha dan mantan menteri di Indonesia.
Ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, menggantikan Hatta Rajasa, dari 19 Mei 2014 hingga 20 Oktober 2014. Chairul Tanjung dikenal luas sebagai pengusaha yang berhasil dan memimpin CT Corp.
Chairul Tanjung memulai usaha pertamanya saat masih kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Setelah mengalami berbagai tantangan, ia akhirnya berhasil membangun bisnisnya.
Saat ini, perusahaan konglomerasi yang ia dirikan, CT Corp, mengelola beberapa anak perusahaan, termasuk Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources.
Profil Chairul Tanjung
Chairul Tanjung dilahirkan pada 18 Juni 1962 di Gang Sepur, Kemayoran, Jakarta. Ia adalah anak dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah.
Ayahnya, Abdul Ghafar, berasal dari Sibolga, Sumatera Utara, dan bekerja sebagai wartawan pada masa Orde Lama dengan menerbitkan surat kabar dengan oplah kecil.
Di sisi lain, ibunya berasal dari Cibadak, Jawa Barat, dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
BACA JUGA: Gurita Bisnis Chairul Tanjung yang Sebarkan Kekayaan Tiada Tara
BACA JUGA: Cara Mengajukan KUR BRI di Subang: Panduan Lengkap
Chairul Tanjung adalah anak dari enam bersaudara. Selama masa Orde Baru, usaha ayahnya terpaksa ditutup karena dianggap bertentangan dengan penguasa.
Kondisi ini memaksa orang tuanya menjual rumah dan tinggal di kamar losmen yang sempit. Meskipun berasal dari latar belakang sederhana, Chairul Tanjung berhasil membuktikan bahwa kesuksesan dapat diraih oleh siapa saja.
Chairul Tanjung memulai pendidikannya di SD Van Lith, Jakarta, dan lulus pada tahun 1975. Ia melanjutkan ke SMP Van Lith Jakarta dan lulus pada tahun 1978, lalu bersekolah di SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, Jakarta, dan lulus pada tahun 1981.
Setelah lulus SMA, Chairul Tanjung melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 1987. Selama kuliah, ia juga menjalankan berbagai bisnis, termasuk menjual buku, membuka usaha fotokopi, dan berjualan kaos.
Selain menjual buku dan kaos, Chairul juga pernah membuka toko yang menawarkan berbagai alat kedokteran dan laboratorium, namun usaha tersebut akhirnya mengalami kebangkrutan.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Indonesia, Chairul Tanjung mulai fokus merintis bisnis. Pada tahun 1987, ia mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya dengan modal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor.
Chairul berhasil mendapatkan pesanan 160 pasang sepatu dari Italia, tetapi karena perbedaan visi dalam ekspansi usaha, ia memilih untuk berpisah dan membangun bisnisnya sendiri.
Kemampuannya dalam menjalin jaringan bisnis membuatnya sukses mengembangkan usaha menjadi sebuah konglomerat.
Ia mengakuisisi Bank Karman pada tahun 1996, yang kini dikenal sebagai Bank Mega, serta membuka toko di Bandung Supermall dan membeli Bank Tugu, yang kemudian menjadi Bank Mega Syariah Indonesia.
Di bawah kepemimpinannya, Bank Mega mulai meraih keuntungan dan pada tahun 2001, bank tersebut mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.
Selanjutnya, Bank Mega menjadi fondasi bagi Para Group, perusahaan konglomerasi yang didirikannya.
Para Group memiliki Para Inti Holdindo sebagai induk perusahaan, yang membawahi sub-holding seperti Para Global Investindo (keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (properti).
Di bawah naungan Para Group, Chairul Tanjung memiliki berbagai perusahaan di bidang finansial, termasuk Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, dan Bank Mega.
Dalam sektor properti dan investasi, terdapat Para Bandung Propertindo dan Bandung Supermall, sementara di bidang penyiaran, ia mengelola Trans7 dan Trans TV.
Chairul mendirikan Trans TV pada Agustus 1998 dan mengakuisisi TV7 pada tahun 2006, mengubah namanya menjadi Trans7.
Pada tahun 2013, ia memisahkan sektor media dan mendirikan Trans Media, yang berhasil mendapatkan hak siaran Piala Dunia di Indonesia pada 2018.
Pada 1 Desember 2011, Para Group berubah menjadi CT Corp, yang terdiri dari Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources.
Selain sebagai pebisnis sukses, Chairul juga menjabat sebagai Menko Perekonomian pada 19 Mei 2014 dan diangkat sebagai guru besar dalam bidang Kewirausahaan di Universitas Airlangga pada 18 April 2015.
(ipa)