Jalan Panjang Subang Punya Mal, Kini Menanti Kebijakan Bupati Reynaldy

SUBANG-Sebuah unggahan video TikTok dari akun @Tendy Irianto, SE baru-baru ini mengungkap cerita panjang yang selama ini tak banyak diketahui publik: kisah rumit dan penuh lika-liku di balik rencana pembangunan Pesona Subang Mall yang telah berproses selama hampir 10 tahun.
Dalam narasinya, Tendy Irianto secara terbuka membeberkan perjalanan panjangnya sebagai pihak pengembang yang sejak awal memiliki komitmen besar untuk membangun pusat perbelanjaan modern di Subang.
Cerita ini bukan sekadar proyek properti biasa, tapi juga cerminan betapa kompleksnya dinamika investasi swasta yang bersinggungan langsung dengan birokrasi pemerintah.
Tendy memulai ceritanya dari tahun 2015, ketika ia pertama kali diundang oleh H. Abdurrahman, yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Subang dan dikenal sebagai sosok yang banyak membantu Bupati saat itu, Ojang Sohandi.
BACA JUGA: Heboh Tagar #PersikasNotForSale, Suporter Tolak Isu Akuisisi Klub ke Sumatera Selatan
Dalam pertemuan tersebut, Tendy langsung diarahkan untuk melakukan pembicaraan dengan Dinas Pasar. Di sinilah ia mulai menemukan ganjalan: konsep mall modern yang dibawanya justru disandingkan dengan permintaan untuk menampung pedagang pasar tradisional.
“Yang saya bangun ini mall, bukan pasar tradisional. Tapi saya malah diminta untuk menampung pedagang pasar. Padahal, konsep mall jelas berbeda, ini dua dunia yang tak bisa dipaksakan menyatu begitu saja,” ungkapnya.
Menurut Tendy, jika memang pemerintah ingin menampung pedagang pasar, seharusnya dilakukan relokasi ke pasar terminal atau area lain yang sesuai, sementara area eks Pasar Pujasera dikosongkan untuk pembangunan mall.
Belum sempat proyek berjalan, badai politik melanda. Ojang Suhendi tersangkut kasus hukum, dan jabatannya digantikan oleh Imas Aryumningsih. Tak lama kemudian, Tendy kembali dipanggil untuk mempresentasikan ulang konsep Pesona Subang Mall. Sayangnya, nasib serupa menimpa Imas yang juga terjerat kasus hukum.
BACA JUGA: Anggota DPRD Subang Minta Percepat Pembangunan RSUD Pantura
Kemudian datanglah kepemimpinan baru: H. Ruhimat (Kang Jimat). Di masa inilah harapan kembali tumbuh. Ruhimat mengajak diskusi terbuka dan menyarankan agar Tendy berkoordinasi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Saran ini akhirnya membuka babak baru.
Atas arahan Bupati Ruhimat, BUMD Subang mengutus seorang profesional bernama H. Aziz Muslih untuk bertemu dengan Tendy di Bogor. Dari pertemuan itu, terjalin kesepahaman bisnis yang lebih sehat dan profesional.
“Pak Aziz itu luar biasa. Beliau bukan ASN, tapi paham betul soal dunia bisnis dan investasi. Berbicara dengannya sangat efisien dan penuh solusi,” kata Tendy dengan nada kagum.
Berbekal koordinasi intens, akhirnya dalam kurun waktu 2 tahun, proses pengalihan aset dari Pemkab Subang ke BUMD bisa diselesaikan. Persetujuan DPRD pun berhasil diperoleh, bahkan SK Bupati tentang kerja sama pembangunan mall resmi ditandatangani.
Namun ketika jalan terasa mulai terang, takdir kembali memainkan lakon. Pilkada datang dan Ruhimat kalah. Tongkat kepemimpinan berpindah ke Reynaldy Putra, Bupati terpilih yang saat ini tengah memulai masa jabatannya.
Tendy pun tak tinggal diam. Ia mengaku sudah bertemu langsung dengan Bupati Reynaldy dan menjelaskan seluruh proses yang telah dilaluinya selama 9 tahun. Namun hingga hari ini, pembangunan mall belum juga dimulai karena masih menunggu tindak lanjut dari pihak BUMD yang menjadi mitra kerjanya.
“Saya sudah punya SK Bupati, persetujuan DPRD juga sudah ada. Sekarang tinggal proses PBG (Persetujuan Bangunan Gedung), tapi belum bisa dilakukan karena Pak Rey belum bertemu dengan Dirut BUMD,” jelas Tendy.
Dalam pernyataannya, Tendy mengaku semangatnya tak sekuat dulu. Bertahun-tahun berkutat dengan birokrasi telah menguras energinya. Namun ia tetap membuka diri jika Bupati Reynaldy atau Kang Dedi Mulyadi, tokoh Jawa Barat yang juga disebut dalam video, ingin menyarankan jalan lain.