Banyak yang bilang waktu berlalu begitu cepat. Anda bisa setuju atau bahkan menolak. Tapi yang pasti, tahun 2024 akan segera berlalu. Tahun baru, 2025 sudah siap menyambut.
Enam pertanyaan mendasar: apa, siapa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana terpotret jelas dalam bingkai berita yang disuguhkan Pasundan Ekspres.
Banyak peristiwa yang terjadi di Subang, Purwakarta, Karawang dan Bandung Barat yang berhasil terekam dalam untaian bahasa jurnalistik yang tayang di Pasundan Ekspres.
Anda, pembaca setia kami, akan dibawa kembali menoleh sejenak ke 2024 untuk melihat peristiwa yang menarik perhatian publik. Berikut kami suguhkan untuk Anda!
SUBANG-Sepanjang tahun 2024 di Kabupaten Subang terjadi sejumlah peristiwa yang menyita perhatian publik.
Antara lain kecelakaan bus pariwisata dan truk proyek jalan tol Patimban, vonis Yosep kasus pembunuhan ibu dan anak, Persikas masuk liga 2, kasus bullying siswa, temuan aliran sesat, kepemimpinan Pj Bupati Imran hingga terpilihnya Reynaldy sebagai Bupati Subang.
Kecelakaan Truk Proyek Jalan Tol Patimban
Dua truk bermuatan material proyek Tol Patimban mengalami kecelakaan di Jalan Jend. Ahmad Yani pada Kamis (17/10). Sejumlah mobil dan motor ikut terserat dua kendaraan besar tersebut. Insiden itu menewaskan tiga orang dan beberapa korban luka.
Menurut keterangan Kasat Lantas Polres Subang, AKP Sudirianto, kecelakaan bermula ketika dua dump truck yang sedang membawa muatan batu melaju dari arah Bandung.
“Pada saat itu, salah satu dump truck kehilangan kendali dan menabrak truk lain yang berada di depannya. Tabrakan tersebut kemudian mendorong satu kendaraan motor yang berada di dekatnya, serta menabrak seorang tukang becak yang sedang berada di pinggir jalan,” ungkapnya kepada awak media.
Lanjut Sudir, truk yang terlibat kecelakaan terus melaju hingga menghantam lima ruko yang berada di tepi jalan dan akhirnya berhenti di depan sebuah bengkel.
Polisi pun akhirnya menetapkan sopir truk pengangkut material menjadi tersangka.
Insiden ini memicu kemarahan warga Subang. Warga Subang mulai melancarkan aksi di media sosial, terutama melalui status WhatsApp, dengan menyebarkan poster bertuliskan “Subang Peduli” sebagai bentuk peringatan darurat dan tuntutan kepada pihak berwenang untuk menertibkan operasional truk besar yang kerap melintasi jalan tersebut.
Kecelakaan Bus Pariwisata
Kecelakaan bus pariwisata rombongan pelajar dari SMK Lingga Kencana Depok menewaskan 12 orang. Kecelakaan tersebut terjadi di Jalan Raya Ciater Subang, pada Sabtu malam (11/5).
Kasus kecelakaan bus pariwisata di Ciater Subang menyeret tiga tersangka. Pengemudi berinisial S lebih dulu ditetapkan tersangka pada 14 Mei. Dua minggu berselang, pengelola bus berinisial A dan pemilik bengkel berinisial AI ditetapkan tersangka oleh Polda Jabar.
Dirlantas Polda Jawa Barat, Kombes Pol. Wibowo mengatakan, Polda Jawa Barat telah menetapkan dua tersangka baru, yaitu A sebagai pengelola bus dan AI sebagai pemilik bengkel karoseri serta pengelola bus Putera Fajar, karena faktor kelalaian pengguna jalan.
Berdasarkan hasil olah TKP, pemeriksaan saksi-saksi, serta pemeriksaan fisik kendaraan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Subang dan Provinsi Jawa Barat, ditemukan bahwa bus Trans Putra Fajar dalam kondisi tidak layak jalan secara administratif dan fisik.
20 Tahun Kurungan Pembunuh Istri dan Anak Kandung
Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu akhirnya mencapai babak penting pada tahun 2024 ini.
Yosep Hidayah, terdakwa utama sekaligus suami dan ayah dari kedua korban, divonis 20 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Subang. Keputusan ini menjadi puncak dari drama hukum yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.
Sidang putusan yang digelar di Pengadilan Negeri Subang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Ardhi Wijayanto. Dalam amar putusannya, hakim menyatakan Yosep Hidayah terbukti secara sah melakukan pembunuhan berencana terhadap istri dan anaknya.
Hukuman yang dijatuhkan lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), yang meminta hukuman seumur hidup.
Yosep melalui kuasa hukumnya, Rohman Hidayat, menyatakan akan mengajukan banding atas vonis tersebut. Ia beralasan bahwa banyak fakta yang meringankan kliennya tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim.
Kasus ini bermula pada 2021, ketika Tuti dan Amalia ditemukan tewas di rumah mereka di Kampung Ciseuti, Jalancagakan, Subang.
Penyelidikan berjalan lambat karena minimnya alat bukti. Namun, setelah dua tahun, polisi menetapkan lima tersangka: Yosep, Muhammad Ramdanu alias Danu, Mimin Mintarsih, dan dua anak Mimin yaknu Abi dan Arighi.
Persikas: Berdarah-darah di Liga 2
Perjalanan Persikas di tahun 2024 ini bak roller coaster, mulai dari kesuksesan mereka dalam promosi ke Liga 2, hingga berdarah-darah di Liga 2.
Sebelum berhasil promosi ke Liga 2, Persikas telah melewati berbagai rintangan di Liga 3 Nasional 2024. Bersama pelatih saat itu, Din Gultom, Singa Subang melalui banyak pertandingan yang melelahkan.
Sebelum menghadapi Liga 2 sebagai tim debutan, Persikas melakukan perubahan besar dari segala aspek di dalam tim, termasuk langkah yang paling kontroversial, yakni mengganti Din Gultom sebagai Pelatih Kepala usai membawa Persikas ke Liga 2 dan membawa masuk Pelatih asal Kamerun, Mial Armand pada Rabu (10/7).
Sebagai pelatih baru, Mial pun kemudian merekrut beberapa pemain anyar, termasuk sejumlah pemain asing seperti Yevhen Bokhashvili, Guilherme Batat, dan Kevin Mina.
Persikas Subang sendiri tergabung dalam Grup Tengah bersama Persekat Tegal, Bhayangkara FC, Persijap Jepara, Persiku Kudus, Persipa Pati, PSIM Yogyakarta, Nusantara United, dan Adhyaksa Farmel.
Berlaga di level lebih tinggi ternyata membuat Singa Subang tidak dapat mengaum dengan kencang. Bagaimana tidak? Dalam perjalanannya untuk memenuhi target realistik, yaitu bertahan di Liga 2, Persikas malah menerima rentetan hasil buruk.
Sampai dengan dibuatnya tulisan ini, Persikas baru meraih 1 kemenangan, 1 seri, dan 12 kekalahan dengan koleksi 4 poin, bahkan, lebih buruknya lagi Persikas hanya bisa membobol sebanyak 9 gol dan kebobolan sebanyak 43 gol dari 14 pertandingan.
Kasus Bullying Siswa SD
Tahun 2024 ini terdapat banyak kejadian besar yang terjadi di segala bidang, termasuk pendidikan dan perlindungan anak. Kasus yang paling menggemparkan di bidang tersebut adalah kasus bullying yang menimpa AR (9), siswa kelas 3 SD asal Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang.
AR dinyatakan meninggal usai menjalani perawatan intensif di RSUD Subang pada Senin (25/11). AR diduga dikeroyok oleh tiga kakak kelasnya. Tiga anak yang berhadapan dengan hukum itu telah dititipkan di Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Karsa (PPSGBK) Cileungsi, Bogor, sejak Jumat (6/12) lalu.
Kejadian ini menjadi perhatian pemerintah pusat. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi nampak hadir di makam AR usai prosesi pemakaman untuk melayat pada Selasa (26/11).
Dirinya berharap kejadian ini dapat menjadi momentum untuk introspeksi, serta mengambil pelajaran berharga untuk semua pihak.
Pj Bupati Subang, Dr. Imran yang menemani Arifatul saat melayat mengatakan, kasus perundungan yang menimpa AR (9) telah menarik perhatian di tingkat nasional. Pj Bupati tak ingin kasus ini terulang lagi.
Aliran Sesat Ditemukan di Subang
Pertengahan November 2024 lalu, publik Subang dikejutkan dengan penangkapan seseorang yang mengaku dirinya Tuhan di Cibogo. Diketahui, pria yang ditangkap oleh polisi itu seorang pemimpin spiritual berinisial HS.
Ketua MUI Kabupaten Subang KH. Abdul Manaf menceritakan kronologi penangkapan pemimpin spiritual aliran sesat, HS berdasarkan kesaksian Z. Saat itu HS tengah menyebarkan ajarannya di Cibogo, Subang.
HS ditangkap atas dugaan penistaan dan penyesatan agama. Akan tetapi saat ini juga masih tengah didalami tentang unsur penipuan yang terjadi dalam aliran tersebut.
Aliran sesat ini, bukanlah barang baru di Kabupaten Subang. Sekretaris Umum MUI Kabupaten Subang KH. Dadan E. Hamdani, menjelaskan bahwa aliran tersebut telah dikembangkan HS sejak tahun 1995.
Diketahui, jumlah pengikut HS kurang lebih sebanyak 300 orang dan kemungkinan lebih banyak lagi.
Salah satu inti ajaran tersebut ialah melakukan peribadatan atau mereka biasa sebut dengan sembahyang. Kata KH Dadan, HS menyebutkan bahwa salat dalam Islam tidak ada. Sehingga HS menggantinya dengan Semedi.
Satu Tahun Subang Dipimpin Imran
Satu tahun masa kepemimpinan Penjabat (Pj) Bupati Subang, Dr. Imran mencatatkan berbagai prestasi.
Kepemimpinan Dr. Imran yang dimulai dengan semangat kolaborasi dan gotong royong, kini telah menghasilkan banyak perubahan signifikan di berbagai sektor.
Dr. Imran bersama jajaran pemerintah daerah mampu membawa Subang mencatatkan 28 penghargaan bergengsi sepanjang tahun 2024.
Pencapaian paling mencolok adalah keberhasilan Subang dalam menekan angka inflasi.
Pada Desember 2024, inflasi berhasil ditekan hingga 1,19 persen, jauh lebih rendah dibandingkan awal tahun yang mencapai 4,9 persen.
Selain itu, angka kemiskinan ekstrem juga mengalami penurunan signifikan, dari 2,16 persen menjadi hanya 0,09 persen.
Dalam sektor kesehatan, Subang berhasil mencatatkan penurunan angka stunting. Indikasi awal menunjukkan lebih dari seribu anak keluar dari status stunting pada tahun ini.
Angka pengangguran di Subang tahun 2024 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2022 angka pengangguran 70.656 jiwa, 2023 sebanyak 69.565 jiwa dan tahun 2024 sebanyak 63.260 jiwa.
Reynaldy-Agus Masykur Menang Pilkada
Tahun 2024 merupakan tahun politik. Setelah pileg dan pilpres, di Subang pun digelar Pilkada. Ada tiga pasangan calon bupati dan wabup Subang. Antara lain Ruhimat-Aceng Kudus, Reynaldy-Agus Masykur dan Asep Rochman Dimyati-Lina Marliana.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Subang menetapkan pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Reynaldy-Agus Masykur, sebagai peraih suara terbanyak pada Pilkada Subang 2024.
Penetapan ini dilakukan dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Penghitungan Suara tingkat Kabupaten Subang yang berlangsung di Laska Hotel, Subang, pada Rabu (4/12/24).
Pasangan yang dikenal dengan julukan Paslon Religius ini meraih kemenangan telak dengan total perolehan suara sebanyak 430.725 (53,58 persen).
Angka ini mengungguli paslon nomor urut 1, Ruhimat-Aceng Kudus (Jimat-Aku) yang memperoleh 299.809 suara. Sementara itu, paslon nomor urut 3, Asep Rochman Dimyati-Lina Marliana (Aslina) hanya mampu mengumpulkan 73.210 suara.(cdp/hdi/fsh/ysp)