SUBANG-Pemerintah Kabupaten Subang sudah melaksanakan survei untuk mendapatkan data pasti terkait prevalensi stunting.
Survei yang melibatkan 800 kepala keluarga di 80 desa ini berlangsung sejak 6 November hingga 6 Desember 2024. Hasil dari survei tersebut akan diumumkan secara nasional pada Januari 2025 bersama data dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi menjelaskan, bahwa survei ini dilakukan untuk memperoleh angka prevalensi stunting yang akurat.
“Data yang digunakan untuk pelaporan nasional berasal dari survei yang dilakukan setahun sekali. Jadi, data yang ada saat ini adalah data tahun lalu,” ujarnya.
Selain survei nasional, Kabupaten Subang juga mencatat data stunting melalui aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM).
“Berdasarkan data EPPGBM terakhir, prevalensi stunting di Subang diperkirakan sebesar 1,61% atau sekitar 1.200 anak. Namun, hasil survei tahunan yang tengah dilakukan akan menjadi acuan utama dalam pelaporan resmi,” terang dr. Maxi.
Dr. Maxi juga menjelaskan, perbedaan antara metode EPPGBM dan survei nasional.
“EPPGBM mencatat semua bayi yang ditimbang di posyandu, sedangkan survei nasional hanya mengambil sampel dari 800 kepala keluarga yang tersebar di 80 des. Metode survei ini dinilai lebih representatif untuk menggambarkan kondisi keseluruhan wilayah,” jelasnya.
Dia menyebut, upaya penurunan angka stunting di Subang melibatkan berbagai pihak. Dinas Kesehatan berfokus pada pelayanan medis sejak masa kehamilan hingga imunisasi dan pemberian makanan tambahan untuk anak-anak.
“Kami juga berkolaborasi dengan kader kesehatan, petugas penyuluhan dari DP2KBP3A, serta stakeholder terkait,” tambah dr. Maxi.
Maxi berharap, hasil survei nanti dapat menjadi acuan untuk meningkatkan strategi penanganan stunting, sekaligus mendukung target nasional dalam menurunkan angka stunting secara signifikan. (cdp/ysp)