PASUNDAN EKSPRES - Serangan Israel menewaskan pejabat senior dinas penyelamatan di Gaza. Pada hari Minggu, serangan udara Israel yang menargetkan sebuah rumah di Jabalia mengakibatkan tewasnya Mohammad Morsi, wakil direktur Dinas Darurat Sipil Gaza di bagian utara Jalur Gaza, beserta empat anggota keluarganya, menurut laporan dari para pejabat kesehatan.
Dinas Darurat Sipil mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kematian Morsi meningkatkan total anggota mereka yang tewas akibat serangan Israel menjadi 83 orang sejak 7 Oktober. Israel belum memberikan komentar resmi mengenai kematian Morsi.
Serangan Israel Menewaskan Pejabat Senior Dinas Penyelamatan di Gaza
Warga melaporkan bahwa pasukan Israel juga meledakkan beberapa rumah di kawasan Zeitoun, Gaza City, yang berjarak 5 km dari Jabalia.
Tim medis mengatakan bahwa mereka tidak bisa merespons panggilan darurat dari beberapa warga yang melaporkan terjebak di dalam rumah, di mana beberapa di antara mereka mengalami luka.
BACA JUGA: Menghilang 2 Tahun, Diam-Diam Youtuber Nikocado Avocado Sukses Turunkan Berat Badan 113 Kg!
BACA JUGA: Georgia Tangkap Ayah Remaja Tersangka Penembakan di Sekolah AS yang Menewaskan Empat Orang
“Kami mendengar ledakan bom terus-menerus di Zeitoun, kami tahu mereka meledakkan rumah-rumah di sana, kami tidak bisa tidur karena suara ledakan, deru tank yang terdengar dekat dan pesawat tak berawak yang tak berhenti berputar-putar,” kata seorang warga Kota Gaza yang tinggal sekitar 1 km dari sana, dikutip Reuters, Senin (9/9).
Kemudian pada hari Minggu, kementerian kesehatan Gaza mengungkapkan bahwa serangan militer Israel di wilayah kantong tersebut mengakibatkan sedikitnya 15 orang tewas.
Penduduk di daerah Gaza tengah dan selatan melaporkan adanya gangguan pada layanan internet dan komunikasi, yang menurut Perusahaan Telekomunikasi Palestina disebabkan oleh agresi Israel yang terus berlanjut.
Warga Palestina mengatakan bahwa pemadaman internet dan komunikasi, yang merupakan yang pertama dalam beberapa bulan terakhir, mengganggu kemampuan staf medis untuk mengirim ambulans ke daerah yang dibombardir dan menyulitkan warga untuk mengecek kondisi kerabat mereka atau melaporkan serangan.
Sementara itu, Israel dan Hamas saling menyalahkan atas kegagalan para mediator, termasuk Qatar, Mesir, dan AS, dalam menegosiasi gencatan senjata.
AS sedang mempersiapkan proposal baru, namun peluang untuk mencapai terobosan tampak minim karena perbedaan posisi antara kedua belah pihak masih signifikan.
(ipa)