Internasional

Menlu Retno Marsudi Pilih Walkout di Debat Terbuka DK PBB Saat Dubes Israel Pidato

Menlu Retno Marsudi Pilih Walkout di Debat Terbuka DK PBB Saat Dubes Israel Pidato
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memilih walkout di debat terbuka DK PBB saat Dubes Israel melakukan pidato. (Dok Istimewa)

PASUNDAN EKSPRES - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memilih walkout di debat terbuka DK (Dewan Keamanan) PBB saat Dubes Israel melakukan pidato.

Dalam video yang beredar, terlihat Menlu Retno Marsudi bersama sejumlah diplomat lainnya memilih walkout dan meninggalkan ruang debat terbuka.

Diketahui, ini merupakan debat terbuka DK PBB yang ketiga kalinya dan Indonesia tidak pernah absen dalam ketiga debat terbuka tersebut.

“Saya di sini untuk ketiga kalinya dalam tiga bulan untuk menegaskan kembali komitmen teguh Indonesia untuk membela Palestina. Menyatakan bahwa Indonesia tak akan berhenti hingga kita melihat kembalinya keadilan dan martabat rakyat Palestina,” ucap Retno dalam debat terbuka DK PBB pada Selasa (23/1) yang dilansir dari YouTube VOA Indonesia.

Saat Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Ergan menyampaikan pidatonya, sejumlah diplomat dan Menlu Retno Marsudi melakukan walkout dari ruangan pertemuan DK PBB.

Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Gilad Ergan, ia menuding Hamas dan Jihad Islam Palestina adalah teroris.

“Hamas dan Jihad Islam Palestina adalah teroris keji. Namun, kekuatan teror ini hanyalah gejala belaka, sebuah gejala untuk ancaman keamanan yang sesungguhnya di wilayah tersebut dan sekitarnya,” ucap Gilad.

Selain itu, Retno Marsudi juga mengajukan 3 tuntutan dalam debat terbuka DK PBB, yaitu penghentian gencatan senjata, Palestina harus diterima sebagai anggota penuh PBB, dan menghentikan pasokan senjata ke Israel.

Retno juga mempertanyakan keseriusan Dewan Keamanan PBB untuk melaksanakan resolusinya mengenai Palestina.

"Pertanyaan saya kepada DK PBB adalah sudah berapa banyak resolusi mengenai Palestina telah diadopsi? Dan berapa banyak yang telah dilaksanakan? Kemana Palestina harus mengadu jika DK PBB selama berpuluh-puluh tahun gagal menjalankan resolusi yang dibuatnya sendiri," ucap Retno. (inm)

Tag :

Berita Terkait