Internasional

Kontroversi Kepemimpinan Donald Trump: Pertarungan Sengit antara Amerika Serikat dan Kolombia terhadap Kebijakan Migrasi

Kontroversi Kepemimpinan Donald Trump: Pertarungan Sengit antara Amerika Serikat dan Kolombia terhadap Kebijakan Migrasi
Kontroversi Kepemimpinan Donald Trump: Pertarungan Sengit antara Amerika Serikat dan Kolombia terhadap Kebijakan Migrasi (Image From: Pexels/Danilo Arenas)

PASUNDAN EKSPRES - Setelah dilantiknya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat, kisruh dari berbagai pihak menuai perhatian publik. Kali ini datang dari hubungan diplomatik Kolombia dengan Amerika Serikat yang memasuki babak baru penuh ketegangan setelah Kolombia memutuskan melakukan penolakan terhadap dua pesawat militer AS yang membawa migran deportasi.

Keputusan yang diberlakukan oleh Kolombia, memicu respons keras dari Presiden Donald Trump. Ia mengancam akan menerapkan langkah besar terhadap Kolombia, termasuk tarif, sanksi ekonomi dan pembatasan diplomatik. 

Pertarungan Sengit antara Amerika Serikat dan Kolombia

Kolombia yang menjadi mitra dagang terbesar ketiga AS di Amerika Latin dengan cepat menanggapi ancaman tersebut.  Presiden Kolombia Gustavo Petro bahkan menginstruksikan menteri perdagangan untuk menaikkan tarif impor barang dari AS sebesar 25%, dan kemungkinan meningkat hingga 50%.

Dilansir dari Reuters, ketegangan ini dimulai ketika pemerintah Kolombia menolak memberikan izin mendarat kepada dua pesawat militer AS yang membawa beberapa migran yang akan dideportasi.

Langkah tersebut membuat Kolombia menjadi negara Amerika Latin kedua yang menolak penerbangan deportasi militer AS, setelah sebelumnya Guatemala juga memutuskan hal yang sama. 

Sementara itu, Preiden Trump menyebut penolakan yang dilakukan Kolombia merupakan ancaman bagi keamanan nasional AS.

Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social, ia menegaskan bahwa pemerintah AS tidak akan mentoleransi pelanggaran terhadap kewajiban hukum Kolombia untuk menerima kembali warganya yang dideportasi. Trump kemudian mengumumkan berbagai langkah balasan, termasuk:

* Penerapan tarif 25% untuk semua barang impor dari Kolombia, yang akan meningkat menjadi 50% dalam waktu seminggu.

* Larangan perjalanan dan pencabutan visa untuk pejabat pemerintah Kolombia.

* Sanksi finansial darurat yang mencakup perbankan dan sektor keuangan Kolombia.

* Inspeksi ketat di perbatasan terhadap warga negara dan kargo asal Kolombia.

Trump menegaskan bahwa tindakan ini hanya langkah awal untuk memberikan tekanan kepada Kolombia agar mematuhi kebijakan AS. Bahkan, dalam unggahan lain, Trump menuliskan, “Kami tidak akan membiarkan pemerintah Kolombia melanggar kewajibannya dan memanfaatkan Amerika Serikat.”

Permasalahan ini semakin memanas dengan pernyataan Presiden Kolombia Gustavo Petro di media sosial X . Menurut Presiden Petro, kebijakan deportasi yang diberlakukan oleh Trump seperti kebijakan memperlakukan migran sebagai kriminal.

Presiden Petro juga menyatakan bahwa Kolombia bersedia menerima kembali warganya, tetapi menggunakan pesawat sipil, bukan militer, sebagai transportasi kepulangan mereka. 

Petro juga menekankan bahwa Kolombia tidak akan melakukan penggerebakan untuk mengembalikan warga AS dengan borgol ke negaranya. Keputusan Presiden Petro ini mendapatkan dukungan dari sejumlah negara di kawasan Amerika Latin yang juga merasa keberatan dengan pendekatan keras AS terhadap migrasi. 

Konflik ini akan berdampak signifikan pada hubungan ekonomi antara AS dan Kolombia. Sebagai mitra dagang, kedua negara memiliki hubungan ekonomi yang cukup erat dengan nilai perdagangan dua arah mencapai $33,8 miliar pada tahun 2023.

Ekspor utama Kolombia ke AS meliputi minyak mentah, emas, kopi, dan bunga potong, sementara ekspor AS ke Kolombia meliputi bahan bakar, pesawat komersial, jagung, dan kedelai.

Namun, jika sanksi ekonomi yang diberlakukan Trump berhasil direalisasikan, seperti tarif impor yang tinggi, tentunya akan merugikan perekonomian Kolombia.

Menurut Alejo Czerwonko, Kepala Investasi untuk Pasar Berkembang Amerika di UBS Global Wealth Management, sekitar sepertiga ekspor Kolombia bergantung pada akses ke pasar AS, yang setara dengan sekitar 4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Kolombia.

(ipa)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua