PASUNDAN EKSPRES - Kecelakaan pesawat terjadi di Toronto. Sebuah pesawat regional milik Delta Air Lines yang dioperasikan oleh Endeavor Air mengalami insiden serius ketika mendarat di Bandara Pearson, Toronto pada Senin (17/2).
Pesawat tersebut terbalik setelah mendarat, hingga menyebabkan 21 orang terluka, meskipun tidak ada korban jiwa.
Penyelidik Menemukan Black Box dalam Kecelakaan Pesawat Toronto
Dilansir dari Reuters, tim penyelidik dari Transportation Safety Board of Canada (TSB) telah mengirim black box pesawat ke laboratorium untuk dianalisis guna mengungkap penyebab insiden ini.
Ken Webster yang merupakan penyelidik senior TSB, mengungkapkan bahwa saat pesawat menyentuh landasan, beberapa bagian terlepas dan kebakaran terjadi.
Lebih dari 20 penyelidik Kanada memimpin penyelidikan ini, dengan dukungan dari U.S. National Transportation Safety Board (NTSB), Transport Canada, dan Federal Aviation Administration (FAA) dari Amerika Serikat. Hingga kini, belum ada kesimpulan pasti mengenai penyebab kecelakaan.
Kondisi cuaca buruk menjadi salah satu faktor yang diduga berkontribusi. Menurut situs pelacakan penerbangan FlightRadar24, saat kejadian terdapat angin kencang menyilang dan badai salju yang berpotensi memengaruhi pendaratan.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa pesawat mendarat dengan posisi datar, tanpa melakukan manuver flare yang biasa digunakan pilot untuk memperlambat laju pesawat sebelum mendarat. John Cox, pakar keselamatan penerbangan AS, mempertanyakan mengapa pendaratan pesawat begitu keras.
Namun, ia menekankan bahwa investigasi masih berlangsung dan semua data harus dikumpulkan sebelum menyimpulkan penyebabnya.
Pesawat yang mengalami kecelakaan adalah Bombardier CRJ900 berusia 16 tahun, yang dapat mengangkut hingga 90 penumpang. Dalam video yang tersebar, tampak satu sayap pesawat patah.
Pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Minneapolis-St. Paul dan mendarat di Toronto pada pukul 14.13 waktu setempat setelah 86 menit penerbangan. Setelah mendarat, pesawat berhenti di dekat persimpangan runway 23 dan runway 15 di Bandara Pearson.
Insiden ini menyebabkan 21 orang dilarikan ke rumah sakit, namun 19 orang telah diperbolehkan pulang, sementara dua lainnya masih dirawat. CEO Greater Toronto Airports, Deborah Flint, menyatakan bahwa kejadian tersebut menjadi pengingat akan pentingnya protokol keselamatan penerbangan.
Sementara itu, kejadian ini terjadi bersamaan dengan badai salju besar yang melanda Toronto, hingga menghambat operasional penerbangan.
(ipa)