PASUNDAN EKSPRES - Lebanon dan Israel dapat menyepakati gencatan senjata dalam beberapa hari. Perdana Menteri Lebanon menyampaikan harapannya bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Israel akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan.
Pernyataan ini muncul setelah media publik Israel, Kan, merilis rancangan perjanjian yang mengatur gencatan senjata selama 60 hari.
Lebanon dan Israel dapat Menyepakati Gencatan Senjata
Dokumen tersebut, yang diklaim Kan sebagai proposal bocoran dari Washington, menyebutkan bahwa Israel akan menarik pasukannya dari Lebanon pada minggu pertama gencatan senjata 60 hari tersebut.
Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, mengatakan bahwa dia tidak yakin kesepakatan akan tercapai sebelum pemilihan presiden AS mendatang.
Namun, dia merasa lebih optimis setelah berbicara dengan utusan AS untuk Timur Tengah, Amos Hochstein, yang dijadwalkan mengunjungi Israel pada hari Kamis.
BACA JUGA: Serangan Israel di Lembah Timur, Lebanon Tewaskan 60 Orang
BACA JUGA: Kekhawatiran Bantuan Gaza setelah Israel Melarang UNRWA Beroperasi
"Dalam percakapan teleponnya, Hochstein memberi tahu saya bahwa mungkin kita bisa mencapai kesepakatan sebelum akhir bulan dan sebelum 5 November," kata Mikati kepada televisi Al Jadeed Lebanon, dikutip Reuters.
Draf kesepkatan yang diterbitkan oleh media Kan bertanggal di hari Sabtu.
Ketika diminta untuk komentarnya, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, yaitu Sean Savett mengatakan bahwa ada banyak laporan dan draf yang berbedar, namun itu tidak mencerminkan kondisi negosiasi yang terjadi saat ini.
Sementara itu, Savett tidak menjawab pertanyaan mengenai draf yang dirilis oleh Kan akan menjadi dasar negosiasi lebih lanjut.
Jaringan Israel menyatakan bahwa rancangan tersebut telah diberikan kepada para pemimpin Israel, namun para pejabat Israel belum memberikan komentar.
Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon telah bertempur selama setahun terakhir, beriringan dengan perang Israel di Gaza, setelah Hizbullah menyerang target-target Israel sebagai dukungan terhadap sekutunya, Hamas, di Gaza.
Ketegangan di Lebanon meningkat tajam dalam lima minggu terakhir, dengan 2.800 kematian yang dilaporkan oleh kementerian kesehatan Lebanon dalam 12 bulan terakhir terjadi pada periode ini.
(ipa)