PASUNDAN EKSPRES - Donald Trump, Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, lagi-lagi memicu kontroversi dengan pernyataan tajamnya terhadap penyanyi pop terkenal, Taylor Swift.
Trump secara terbuka menyampaikan ketidaksukaannya terhadap Taylor Swift melalui unggahan di akun Truth Social miliknya pada Minggu, 15 September 2024.
"Serangan" ini muncul setelah Taylor Swift secara terang-terangan memberikan dukungannya kepada Wakil Presiden Amerika Serikat saat ini yakni Kamala Harris, yang menjadi pesaing Trump dalam pemilihan presiden 2024.
BACA JUGA:Kronologi Rencana Penembakan Donald Trump, sang Calon Presiden Selamat!
BACA JUGA:Pengadilan Tinggi New York Menguatkan Kasus Donald Trump terkait Uang Tutup Mulut Bintang Film
Dukungan Taylor Swift dalam Pilpres AS 2024
Taylor Swift memiliki lebih dari 284 juta followers di Instagram pribadinya dan ia secara tegas dan resmi memberikan dukungannya kepada Kamala Haris dalam Pilpres AS 2024 kali ini.
Sontak unggahan pelantun lagu "Cornelia Street" tersebut mendapatkan respons besar, dengan lebih dari 11 juta 'likes' per Selasa, 17 September 2024.
Banyak pihak berspekulasi bahwa dukungan Swift dapat membawa pengaruh signifikan terhadap kampanye Partai Demokrat dalam pemilu mendatang.
Namun, setelah beredarnya unggahan Taylor Swift yang berisikan dukungan untuk Kamala Haris tersebut, Trump merespons dengan pernyataan tegas di platform Truth Social. Ia menulis dengan huruf kapital: "SAYA BENCI TAYLOR SWIFT!".
BACA JUGA:Fanbase ARMY Arab Putuskan Tutup Akun, Buntut Kontroversi Postingan V BTS terkait McDonald's
BACA JUGA:Konser Taylor Swift di Wina Batal karena Ancaman ISIS, Bagaimana dengan yang di London?
Memang pada sebelumnya pun Trump pernah menyatakan bahwa ia bukan penggemar penyanyi yang memiliki fans bernama "Swifties" tersebut.
Namun, kali ini serangannya terasa lebih tajam, terutama setelah hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa Kamala Harris unggul dalam persaingan pemilu yang semakin ketat.
Reaksi keras Trump memicu perdebatan panas di media sosial antara para pendukungnya dan para penggemar Swift, yang dikenal sebagai "Swifties."
Para pendukung Trump mengkritik Swift dan Partai Demokrat, sementara para Swifties dengan lantang membalas dengan seruan "SAYA MENCINTAI TAYLOR SWIFT."
Sebagai catatan, konflik antara Trump dan Swift bukanlah hal baru.
Pada 2018, setelah Swift menyatakan dukungannya untuk kandidat Partai Demokrat, Trump sempat berkomentar bahwa kecintaannya terhadap musik Swift menurun sekitar 25 persen.
(pm)