PASUNDAN EKSPRES - Nahkoda kapal kargo sempat meminta bantuan sebelum menabrak jembatan Baltimore.
Pejabat keselamatan federal mengungkapkan bahwa nahkoda kapal kargo yang menabrak jembatan jalan raya menuju Pelabuhan Baltimore telah melakukan kontak melalui radio untuk meminta bantuan kapal tunda atau tugboat.
Mereka juga melaporkan kehilangan daya beberapa menit sebelumnya. Hal tersebut didasarkan pada audio yang diambil dari perekam data "kotak hitam" milik kapal.
Nahkoda Kapal Kargo sempat Meminta Bantuan
Kepala Dewan Keselamatan Transportasi Nasional juga menjelaskan bahwa Francis Scott Key Bridge yang merupakan sebuah jalan arteri yang melintasi pelabuhan dan dibangun pada tahun 1976, tidak memiliki redundansi teknik struktural yang umum ditemukan pada jembatan-jembatan yang lebih baru.
Karena itu, jembatan tersebut lebih rentan terhadap kemungkinan runtuh dalam situasi bencana.
Informasi baru mengenai bencana tragis tersebut muncul satu hari setelah kapal kontainer besar bernama Dali, dengan bendera Singapura, dilaporkan mengalami kehilangan daya dan kemampuan manuver saat berlayar dari Pelabuhan Baltimore menuju Sri Lanka. Kapal tersebut kemudian menabrak tiang penyangga jembatan.
Akibatnya, sebagian besar jembatan tersebut runtuh dan terjatuh ke muara Sungai Patapsco.
BACA JUGA: Rusia Sulit untuk Percaya bahwa ISIS yang Melancarkan Serangan di Moskow
BACA JUGA: Enam Pekerja Diduga Tewas setelah Kapal Kargo Robohkan Jembatan Baltimore
Hal ini menghalangi jalur pelayaran dan mengakibatkan penutupan Pelabuhan Baltimore, yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Pesisir Timur Amerika Serikat.
Pada hari Rabu, para penyelam berhasil menemukan puing-puing dan dua jasad dari enam pekerja yang sebelumnya hilang setelah jembatan runtuh. Hal ini diungkapkan oleh para pejabat pada hari yang sama.
Menurut Kolonel Polisi Negara Bagian Maryland, Roland Butler, sebuah truk pikap berwarna merah yang berisi jasad kedua korban ditemukan pada kedalaman sekitar 25 kaki (7,62 meter) di dekat bagian pusat jembatan yang runtuh.
Butler juga mengungkapkan bahwa pihak berwenang telah menghentikan upaya untuk mencari lebih banyak korban dari kedalaman karena kondisi yang semakin berbahaya di pelabuhan yang dipenuhi dengan reruntuhan.
Menurut Butler, kemungkinan adanya kendaraan tambahan yang terendam dan "terbungkus" puing-puing jembatan yang tenggelam, sehingga sulit untuk dijangkau.
(ipa)