PASUNDAN EKSPRES - Serangan baru di Rafah, Amerika tetap tidak akan mengubah kebijakan dan bantuan militer Israel. Pemerintahan Biden mengatakan bahwa mereka sedang memantau penyelidikan atas serangan udara Israel yang disebutnya sebagai serangan yang tragis.
Namun, kematian yang terjadi baru-baru ini di Rafah bukan merupakan operasi darat besar di sana yang dianggap melewati garis merah bagi Amerika Serikat.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, mengatakan kepada para wartawan di Gedung Putih bahwa pihak Israel telah menyatakan bahwa ini adalah kesalahan yang tragis.
Serangan Baru di Rafah, Amerika tetap Tidak akan Mengubah Kebijakan
John Kirby juga mengungkapkan bahwa mereka tidak ingin melihat adanya operasi darat besar-besaran di Rafah. Kirby menambahkan bahwa operasi Israel sebagian besar berada di koridor pinggiran Rafah.
Kirby mengatakan jika kemungkinan operasi darat di Rafah yang dilakukan oleh Israel tidak akan mendorong penarikan lebih banyak bantuan milier AS untuk Israel.
Serangan tragis yang terjadi baru-baru ini di Rafah telah menguji janji Presiden Joe Biden untuk menahan senjata ke Israel jika sekutu AS itu melakukan invasi besar-besaran ke Rafah yang dapat membahayakan para pengungsi di sana.
BACA JUGA: Menhan Italia Tak Bisa Benarkan Kekerasan di Gaza Oleh Israel
BACA JUGA: Serangan Israel ke Tenda-tenda Pengungsi di Rafah Menuai Kecaman Internasional
Menurut Kirby, Israel telah berhati-hati dan tepat sasaran. Namun, sentah bagaimana serangannya berakibat tragis. Hal tersebut perlu diselidiki.
“Israel mengatakan bahwa mereka menggunakan bom seberat 37 pon, amunisi yang dipandu secara presisi. Jika memang benar itu yang mereka gunakan, tentu saja ini merupakan indikasi dari upaya untuk berhati-hati dan tepat sasaran. Sekarang, jelas ini berakibat tragis, dan jelas hal itu perlu diselidiki," ujarnya, dikutip dari Reuters, Rabu (29/5).
Sementara, Wakil Presiden AS Kamala Harris mengatakan bahwa kata "tragis" bahkan tidak bisa menggambarkan bagaimana serangan udara Israel memicu kebakaran di sebuah kamp tenda di kota Rafah, Gaza yang menewaskan 45 warga Palestina.
Israel mengatakan bahwa ada kesalahan dalam serangan udara yang terjadi pada hari Minggu kemarin. Militer Israel juga membantah telah menembaki kamp tenda pada hari Selasa.
Mereka mengungkapkan bahwa mereka hanya menargetkan dua anggota senior Hamas dalam operasi hari Minggu, dan tidak bermaksud untuk menimbulkan korban sipil.
(ipa)