Internasional

Perubahan Iklim di Tengah Ibadah Haji mengakibatkan Ratusan Orang Meninggal karena Suhu Panas

Perubahan Iklim di Tengah Ibadah Haji mengakibatkan Ratusan Orang Meninggal karena Suhu Panas
Perubahan Iklim di Tengah Ibadah Haji mengakibatkan Ratusan Orang Meninggal karena Suhu Panas (Image From: Pexels/Haydan As-soendawy)

PASUNDAN EKSPRES - Perubahan iklim di tengah ibadah haji, ratusan orang meninggal karena kepanasan. Hampir 2 juta umat Muslim akan menyelesaikan ibadah haji minggu ini.

Namun, cuaca panas yang ekstrim telah mengakibatkan bencana bagi ratusan orang yang memulai perjalanan mereka pada hari Jumat lalu menuju Kabah di Masjidil Haram di Kota Mekah, Arab Saudi.

Perubahan Iklim di Tengah Ibadah Haji 

Berdasarkan penelusuran Reuters, setidaknya 562 orang telah meninggal dunia selama pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Angka kematian ini diketahui dari pernyataan kementerian luar negeri serta sumber-sumber lain yang terkait.

Menurut sumber-sumber medis dan keamanan yang berbicara kepada Reuters, Mesir telah mencatat setidaknya 307 kematian dan 118 orang lainnya dilaporkan hilang selama pelaksanaan ibadah haji.

Tingginya angka kematian dan hilangnya jemaah haji asal Mesir ini disebabkan oleh kondisi cuaca ekstrem yang melanda area ibadah haji, dengan suhu udara yang terkadang mencapai 51 derajat Celsius atau 124 derajat Fahrenheit.

BACA JUGA: Serangan Ransomware Sebabkan Kelangkaan Pasokan Darah di Kota Ini

BACA JUGA: Apple dan Meta Mengahadaopi Tantangan Regulasi Baru di Eropa

Menurut keterangan seorang saksi mata, tubuh korban jemaah haji tergeletak di pinggir jalan dekat Mina, di luar kota Mekah.

Jasad-jasad tersebut ditutupi dengan kain ihram putih (pakaian sederhana yang dikenakan oleh para jemaah haji), sambil menunggu kendaraan medis datang.

Menurut para ilmuwan iklim, tragedi kematian massal yang terjadi pada jemaah haji tahun ini memberikan gambaran sekilas tentang apa yang mungkin akan terjadi pada puluhan juta umat Muslim yang diproyeksikan akan menunaikan ibadah haji di beberapa dekade mendatang.

"Ibadah haji telah dilaksanakan dengan cara tertentu selama lebih dari 1.000 tahun, dan selalu beriklim panas," ujar Carl-Friedrich Schleussner, seorang penasihat ilmiah di lembaga Jerman Climate Analytics. 

Ia menambahkan bahwa krisis iklim yang tengah terjadi menambah parah kondisi ibadah haji. 

Selama ibadah haji ke Ka'bah, para jemaah akan melaksanakan perjalanan spiritual  yang diajarkan oleh Nabi Muhammad sekitar 14 abad yang lalu.

Namun, menurut Schleussner, bagian-bagian integral dari ibadah haji, seperti perjalanan mendaki Gunung Arafah, kini telah menjadi sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

(ipa)

 

Berita Terkait