PASUNDAN EKSPRES - Iran dan Hizbullah bisa menyerang Israel dalam 24 jam ke depan.
Menteri Luar Negeri AS, Tony Blinken, menyampaikan kepada rekan-rekan menteri luar negeri negara-negara G7 pada hari Minggu bahwa serangan dari Iran dan Hizbullah terhadap Israel dapat terjadi paling cepat pada hari Senin, dilansir dari Axios.
Iran dan Hizbullah bisa Menyerang Israel dalam 24 ke Depan
Blinken menekankan kepada rekan-rekannya di G7 bahwa pemerintah AS menganggap strategi terbaik untuk mencegah konflik regional yang lebih luas adalah dengan menekan Teheran agar membatasi serangannya terhadap Israel.
Meskipun waktu pasti dari potensi serangan Iran belum diketahui, Blinken mengindikasikan bahwa serangan tersebut bisa terjadi paling cepat pada hari Senin.
BACA JUGA: Nama & Makna Bayi Putri Mahkota Yordania!
BACA JUGA: Israel Menghantam Sekolah dan Rumah Sakit di Gaza, 44 Warga Sipil Tewas!
Komunikasi yang dilakukan Blinken terkait potensi serangan Iran dan Hizbullah terhadap Israel tersebut terjadi dalam sebuah panggilan konferensi pada hari Minggu.
Tujuan dari panggilan konferensi tersebut adalah untuk berkoordinasi dengan sekutu dekat AS dalam upaya menekan Iran dan Hizbullah agar meminimalkan pembalasan mereka dan mengurangi ketegangan di wilayah tersebut.
Telah terjadi peningkatan kewaspadaan di beberapa wilayah, menyusul beberapa insiden penting yang terjadi pada 31 Juli lalu, yaitu:
- Pembunuhan komandan militer senior Hizbullah, Fouad Shokor, di Beirut.
- Pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran.
- Beberapa hari sebelum itu, terjadi serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja.
Iran, Hamas, dan Hizbullah telah menyalahkan Israel atas pembunuhan Fouad Shokor dan Ismail Haniyeh.
Sementara itu, Israel telah mengakui bertanggung jawab atas pembunuhan Fouad Shokor, dengan menyatakan bahwa hal itu merupakan respons atas serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja.
Namun, Israel tidak mengonfirmasi keterlibatannya dalam kematian Ismail Haniyeh.
Pertukaran tembakan dan serangan roket yang sedang berlangsung di perbatasan Israel-Lebanon telah meningkat intensitasnya.
Hal ini terjadi seiring dengan adanya upaya-upaya diplomatik yang dilakukan untuk mengelola dan mengatasi krisis yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
(ipa)