Internasional

Cuaca sedang Tidak Baik-baik saja! Gelombang Panas di India sebabkan Ratusan Orang Meninggal

Cuaca sedang Tidak Baik-baik saja! Gelombang Panas di India sebabkan Ratusan Orang Meninggal
Cuaca sedang Tidak Baik-baik saja! Gelombang Panas di India sebabkan Ratusan Orang Meninggal (Image From: Illustration/Pexels/Maggie Zhan)

PASUNDAN EKSPRES - Gelombang panas di India menyebabkan ratusan orang meninggal dunia.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan India yang dilansir dari ABC News, Sabtu (22/6), gelombang panas yang berlangsung selama beberapa bulan di berbagai wilayah di India telah mengakibatkan lebih dari 100 orang meninggal dunia.

Gelombang Panas di India 

Selain itu, selama tiga setengah bulan terakhir, tercatat lebih dari 40.000 kasus dugaan serangan panas di India.

Berdasarkan data yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan India kepada The Associated Press, antara tanggal 1 Maret dan 18 Juni, sebanyak 110 orang di India telah meninggal dunia setelah menderita cuaca panas.

Namun, pejabat dari Kementerian Kesehatan India dan Pusat Pengendalian Penyakit Nasional, yang mengumpulkan angka-angka tersebut, menolak untuk memberikan komentar.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem bikin Was-was, Seluruh Dunia beri Peringatan Gelombang Panas

BACA JUGA: Denmark Tarik Samyang dari Peredaran, Dianggap Terlalu Pedas Bisa Bikin Keracunan

Menurut data yang tersedia, negara bagian Uttar Pradesh mencatat jumlah kematian tertinggi akibat sengatan panas, yaitu sebanyak 36 orang.

Selain itu, negara-negara bagian utara lainnya seperti Rajasthan, Bihar, dan Odisha juga menanggung beban terberat dari cuaca ekstrem ini.

Data lebih lanjut menunjukkan bahwa dari total 40.272 kasus dugaan serangan panas selama periode tersebut, sebanyak 457 kasus dilaporkan hanya pada hari Selasa.

Ibu kota India, New Delhi, juga telah mengalami gelombang panas yang ekstrim. Meskipun demikian, hujan dan angin yang singkat pada Kamis pagi telah sedikit menurunkan suhu di kota tersebut, setelah sebelumnya mengalami malam terpanas dalam lebih dari lima dekade pada awal minggu ini.

Departemen Cuaca di negara tersebut memperkirakan akan ada jeda sementara dari cuaca panas yang ekstrim dalam beberapa hari ke depan, namun mereka memperingatkan bahwa cuaca ekstrem tersebut dapat kembali terjadi setelahnya.

Menurut para ahli iklim, gelombang panas ekstrem di Asia Selatan selama masa pra-musim hujan semakin sering terjadi.

Sebuah studi yang dilakukan oleh World Weather Attribution, sebuah lembaga pemantau dampak perubahan iklim, menemukan bahwa gelombang panas yang terjadi pada bulan April di beberapa wilayah Asia setidaknya 45 kali lebih mungkin terjadi akibat adanya perubahan iklim.

(ipa)

Berita Terkait