PASUNDAN EKSPRES - Pemimpin Hizbullah mengatakan konflik dengan Israel memasuki babak baru. Di wilayah selatan Beirut, yang dikenal sebagai Dahiya dan merupakan benteng pertahanan kelompok Hizbullah, sebuah kerumunan massa berpakaian hitam berkumpul untuk menghadiri pemakaman Fuad Shukr.
Dilansir dari BBC News, Shukr adalah seorang komandan senior dari milisi dan gerakan politik Lebanon yang kuat. Ia juga merupakan anggota Hizbullah yang paling terkenal yang tewas akibat serangan Israel selama konflik terkini.
Pemimpin Hizbullah Mengatakan Konflik dengan Israel Memasuki Babak Baru
Dalam pemakaman tersebut, massa yang berkumpul membawa berbagai plakat yang menampilkan potret wajah Fuad Shukr.
Mereka juga mengibarkan bendera Hizbullah yang berwarna kuning-hijau, serta meneriakkan slogan-slogan milik kelompok tersebut. Terkadang, mereka juga mengacungkan kepalan tangan ke udara sebagai bentuk dukungan dan solidaritas.
Menurut keterangan militer Israel, Fuad Shukr dianggap berada di balik serangan rudal yang menyebabkan terbunuhnya 12 anak-anak dan remaja di lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang diduduki Israel, pada hari Sabtu sebelumnya.
Pihak Hizbullah membantah keterlibatan mereka dalam serangan tersebut. Sebelumnya, Hizbullah sempat mengklaim serangan terhadap pangkalan militer di dekat wilayah itu, namun hal tersebut menyebabkan kemungkinan bahwa rudal sebenarnya meleset dari sasaran yang dituju.
BACA JUGA: Khaled Meshaal Diduga akan Menjadi Pemimpin Hamas yang Baru, Pasca Kematian Ismail Haniyeh
Fuad Shukr, yang juga dikenal dengan nama al-Hajj Mohsin, diketahui sebagai seorang penasihat dekat Hassan Nasrallah. Nasrallah adalah pemimpin Hizbullah yang sangat berpengaruh dan telah memimpin organisasi tersebut dalam jangka waktu yang lama.
Ketika massa berkumpul untuk memakamkan Fuad Shukr, Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, memberikan sebuah pidato yang disiarkan di televisi. Dalam pidatonya, Nasrallah menyatakan bahwa konflik dengan Israel telah memasuki "fase baru".
Kematian Fuad Shukr yang juga menewaskan enam orang lainnya, termasuk dua bersaudara, telah menambah kekhawatiran bahwa konflik yang relatif terkendali antara Hizbullah dan Israel dapat kembali meningkat menjadi perang besar-besaran. Hal ini memiliki potensi untuk meluas ke seluruh wilayah Timur Tengah.
Hizbullah menyatakan bahwa kampanye militernya dimulai sehari setelah serangan Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober. Menurut Hizbullah, tujuan kampanye tersebut adalah untuk mendukung warga Palestina di Gaza.
Sebagian besar serangan yang dilakukan oleh Hizbullah, serta serangan balasan dari Israel, terbatas pada daerah-daerah sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel.
Dibandingkan dengan Hamas, Hizbullah dipandang oleh Israel sebagai ancaman yang lebih serius dan tangguh.
Hizbullah diketahui mendapatkan dukungan dari Iran, yang memungkinkannya untuk memperoleh senjata-senjata modern dan mutakhir. Kemampuan teknologi Hizbullah, seperti drone dan rudal berpandu, dianggap jauh melebihi apa yang dimiliki oleh Hamas.
(ipa)