PASUNDAN EKSPRES - Pernyataan Netanyahu terkait gencatan senjata dan pembebasan sandera tengah menjadi buah bibir yang dipertanyakan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa "masih terlalu dini" untuk menentukan apakah Israel akan menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas yang bertujuan untuk menghentikan konflik yang sedang berlangsung.
Pernyataan Netanyahu Terkait Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera
Netanyahu mengatakan bahwa mereka sedang melakukan upaya besar untuk mencapai kesepakatan tersebut. Namun, ia menekankan bahwa pemerintahnya tidak akan menuruti tuntutan-tuntutan Hamas.
"Kami bertekad untuk membawa kembali semua sandera dengan atau tanpa kesepakatan, kami akan bertempur hingga mencapai kemenangan penuh," tambahnya, dikutip VOA Indonesia, Jumat (1/3/2024).
BACA JUGA:Lebih dari 100 Orang Tewas saat Mencari Bantuan di Gaza, Diduga Pasukan Israel Melakukan Serangan
BACA JUGA:Seperti Apa Piramida Ziggurat yang Bisa Tampung 1 Juta Manusia itu?
Para negosiator dari Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar telah berusaha mencapai kesepakatan kerangka kerja di mana Hamas akan melepaskan sebagian dari puluhan sandera yang mereka tahan, sebagai imbalan untuk pembebasan tahanan Palestina dan penghentian pertempuran selama enam minggu.
Selama jeda tersebut, negosiasi akan terus berlanjut untuk memperjuangkan pembebasan sandera yang masih tertahan.
Menurut otoritas Israel, dalam serangan pada tanggal 7 Oktober yang memicu perang, Hamas melakukan penculikan terhadap sekitar 250 orang.
Sebanyak 100 orang berhasil dibebaskan dalam gencatan senjata yang terjadi pada bulan November tahun lalu. Namun, sekitar 130 sandera masih tertahan oleh Hamas. Israel mengklaim bahwa seperempat dari jumlah sandera yang tersisa telah tewas.
Kementerian Kesehatan di wilayah Gaza yang dikelola oleh Hamas melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel telah mencapai 30.035 orang. Selain itu, sebanyak 70.457 orang lainnya mengalami luka-luka.
(ipa)