PASUNDAN EKSPRES - AS desak Israel untuk izinkan Muslim beribadah di Al-Aqsa selama Ramadan. Amerika Serikat telah mendorong Israel untuk mengizinkan umat Islam di Palestina menjalankan ibadah mereka di mesjid Al-Aqsa di Yerusalem selama bulan suci Ramadan.
Langkah tersebut diambil sebagai respon terhadap usulan dari seorang menteri sayap kanan yang ingin melarang warga Palestina dari Tepi Barat untuk beribadah di tempat tersebut.
AS Desak Israel untuk Izinkan Muslim Beribadah di Al-Aqsa
"Terkait dengan Al-Aqsa, kami terus mendesak Israel untuk memfasilitasi akses ke Temple Mount bagi para jemaah yang ingin beribadah secara damai selama bulan Ramadan, sesuai dengan praktik yang lalu," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dikutip CNA, Kamis (29/2/2024).
BACA JUGA:Sony Melakukan PHK Pada 900 Karyawan Akibat dari Kurangnya Penjualan PS5
BACA JUGA:PM Otoritas Palestina "Resign" dalam Buntut Kegagalan Perdamaian Konflik dengan Israel
Matthew Miller juga mengatakan bahwa langkah tersebut bukan hanya menjadi tindakan yang benar dilakukan, bukan hanya masalah kebebasan beragam yang layak dan hak yang seharusnya diberikan kepada mereka.
Tetapi, hal tersebut merupakan masalah yang akan berdampak langsung terhadap keamanan Israel.
Israel sedang melakukan peninjauan mengenai cara mengatur ibadah di Yerusalem selama bulan suci Ramadhan, yang dijadwalkan akan dimulai pada tanggal 10 atau 11 Maret, tergantung pada penanggalan bulan berdasarkan siklus lunar.
Hamas telah menyerukan gerakan massa di Masjid Al-Aqsa untuk beribadah di bulan suci Ramadan.
"Kami menyerukan kepada rakyat kami di Yerusalem, Tepi Barat dan daerah pendudukan (Israel) untuk melakukan perjalanan ke Al-Aqsa sejak hari pertama bulan Ramadhan yang penuh berkah, baik secara berkelompok maupun sendiri, untuk berdoa di sana untuk mematahkan pengepungan terhadap Al-Aqsa," ujar pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
Sebelumnya, beberapa waktu yang lalu, Menteri Keamanan Nasional Israel, yaitu Itamar Ben Gvir, mengatakan bahwa sebenarnya warga Palestina di Tepi Barat tidak diizinkan untuk masuk ke Yerusalem dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadan.
Amerika Serikat telah mendorong tercapainya kesepakatan sebelum dimulainya bulan Ramadan, di mana Israel akan menghentikan serangan di Jalur Gaza dan membebaskan para sandera.
Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas, serangan militer Israel di Gaza telah menyebabkan kematian sedikitnya 29.954 orang, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
(ipa)