Haji Bukan Gelar, Tetapi Pengingat Spiritual Ustadz Adi Hidayat LC MA

Haji Bukan Gelar, Tetapi Pengingat Spiritual Ustadz Adi Hidayat LC MA
Pengingat di Kehidupan Sehari-Hari
Di Arab Saudi, ketika seseorang yang telah menunaikan ibadah haji menunjukkan perilaku yang kurang baik,
orang-orang di sekitarnya akan mengingatkan dengan memanggilnya "Haji".
Misalnya, jika seseorang yang baru saja pulang haji menunjukkan kemarahan atau ketidaksabaran di tempat umum, orang lain akan berkata, "Masya Allah, ya Haji."
Ini bukan sekadar panggilan, melainkan sebuah pengingat bahwa ia telah menunaikan ibadah yang mulia dan seharusnya menjaga perilakunya agar tetap sesuai dengan ajaran Islam.
Panggilan "Haji" di sini berfungsi sebagai penegur halus, yang mengingatkan bahwa seorang haji memiliki tanggung jawab untuk menjaga akhlaknya.
Dengan demikian, panggilan ini membantu menginternalisasi nilai-nilai positif yang diperoleh selama menunaikan ibadah haji,
sehingga tidak hanya menjadi rutinitas ibadah tetapi juga menjadi bagian dari karakter dan kehidupan sehari-hari.
Perspektif di Indonesia
Ketika tradisi ini dibawa ke Indonesia, terjadi pergeseran makna.
Sebutan "Haji" sering kali dianggap sebagai gelar kehormatan yang menunjukkan status sosial seseorang.
Sebagian masyarakat bahkan merasa bangga dengan gelar ini, tanpa menyadari bahwa esensi sebenarnya adalah sebagai pengingat akan tanggung jawab moral dan spiritual.
Di tengah masyarakat Indonesia, penting untuk memahami bahwa sebutan "Haji" bukan sekadar simbol status,