Nasional

Potensi Kekeringan di Jawa Barat yang Patut Diwaspadai, Krisis Air Bersih Mulai Meradang

Potensi Kekeringan di Jawa Barat yang Patut Diwaspadai, Krisis Air Bersih Mulai Meradang

PASUNDAN EKSPRES - Potensi kekeringan di Jawa Barat yang meluas. Kekeringan menjadi salah satu bencana yang tidak boleh diabaikan begitu saja.

Kekeringan merupakan kondisi di mana suatu daerah mengalami penurunan atas ketersediaan air, baik itu di permukaan maupun di tanah. Fenomena ini memiliki dampak yang sangat serius.

Potensi Kekeringan di Jawa Barat 

Kekeringan bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti perubahan iklim, pola cuaca, sampai pengelolaan sumber daya air yang buruk. 

Saat ini, diketahui bahwa sejumlah daerah di Jawa Barat tengah dilanda kekeringan dan krisis air bersih. Terdapat 12 daerah yang mengalami kekeringan dengan status siaga darurat.

Salah satu daerah, yaitu Kabupaten Bekasi, berada dalam masa tanggap darurat. Selain itu, kebakaran hutan juga tercatat terjadi di 17 kabupaten dan kota. 

Daerah yang berstatus siaga darurat meliputi Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kota Bekasi, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang, Kabupaten Ciamis, Kota Depok, Kota Cirebon, dan Kabupaten Garut.

BACA JUGA: Di Hadapan Jokowi Langsung, Paus Fransiskus Beri Pesan tentang Akibat Penyalahgunaan Kekuasaan

BACA JUGA: Ditutup 6 September, Ini 10 Instansi Pusat dan Daerah yang Paling Diminati Pelamar CPNS 2024

"Kalau siaga, darurat tidak hanya kekeringan tapi termasuk hidrometeorologi. Kemudian kekeringan, saat ini. Ada 12 kabupaten/kota siaga darurat, satu tanggap darurat. Ini masih siaga darurat, cenderung lebih ter-handle belum sampai butuh banget air bersih," kata Plh Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat, Anne Hermadianne Adnan, dikutip detikjabar, Kamis (5/9). 

Ia juga mengatakan bahwa kekeringan tersebut mengakibatkan kekurangan air bersih di delapan kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Bogor, Karawang, Bekasi, Bandung, Garut, Kuningan, Pangandaran, dan Subang. Dampaknya dirasakan di 34 kecamatan, 54 desa, dan 17.771 Kepala Keluarga (KK).

Selain itu, ancaman kebakaran lahan juga dilaporkan terjadi di 17 wilayah di Jawa Barat. BPBD Jabar mencatat kebakaran terbesar terjadi di Gunung Guntur, Garut.

Anne menyebutkan bahwa setiap tahun terdapat risiko kebakaran hutan dan lahan yang kini ditangani dengan menggunakan sekat bakar dan embung di puncak gunung.

Menanggapi kemungkinan bencana, Pemprov Jabar telah menyiapkan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp124 miliar. Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengungkapkan bahwa dana BTT tersebut dialokasikan untuk berbagai kebutuhan, termasuk penanganan kekeringan.

(ipa)

 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua