PASUNDAN EKSPRES- Pasti kalian udah sering denger tentang Indonesia Emas 2045, kan?
Ini adalah visi besar yang digagas pemerintah buat membawa Indonesia jadi negara maju dan sejahtera.
Tapi, untuk mencapai itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Salah satunya adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan menggenjot pertumbuhan ekonomi hingga di atas 6% per tahun.
Selain itu, jumlah pengusaha lokal harus mencapai 10% dari total populasi yang masih jadi tantangan besar buat Indonesia, karena saat ini rasio pengusaha kita baru menyentuh angka di bawah 4%.
Kondisi ini menunjukkan kalau pengusaha lokal di Indonesia, terutama yang mapan, masih butuh banyak perhatian dan dukungan.
Mayoritas pengusaha di negeri ini masih dalam kategori pemula, sedangkan yang udah benar-benar mapan baru sekitar 5%.
Nah, ini jadi PR besar buat pemerintah dan kita semua untuk mendorong lebih banyak produk lokal yang bisa bersaing di level internasional.
Masih ingat kan slogan "Cintailah Produk-Produk Indonesia"? Strategi ini sebenarnya cukup oke untuk mengurangi ketergantungan kita pada produk asing.
Tapi di sisi lain, ada tantangan yang nggak bisa kita abaikan, yaitu rendahnya inovasi dari produk lokal.
Berdasarkan Global Innovation Index 2020, Indonesia masih bertengger di posisi ke-85 dari 131 negara.
Di Asia Tenggara aja, kita masih berada di peringkat kedua terbawah, hanya unggul dari Kamboja.
Kalau kita lihat lebih jauh, orang-orang terkaya di Indonesia umumnya nggak kaya dari inovasi teknologi seperti di negara-negara maju.
Banyak dari mereka yang mengumpulkan kekayaan dari sektor sumber daya alam seperti tambang, sawit, dan batu bara.
Berbeda dengan negara seperti Cina yang punya inovator besar seperti Tencent, Huawei, atau Alibaba, dan Amerika dengan Apple, Google, serta Microsoft.
Di sana, inovasi lah yang bikin perusahaan-perusahaan mereka mendunia.
Minimnya inovasi ini nggak cuma terjadi di level perusahaan besar, tapi juga usaha menengah yang masih minim kreativitas.
Misalnya, di dunia fashion lokal. Banyak brand sepatu Indonesia yang mendesain produk mereka mirip banget sama sepatu Converse atau Vans, bahkan sneakers lokal yang desainnya mirip banget sama Nike Air Jordan.
Oke sih, ini memberikan opsi buat konsumen yang ingin tampil keren dengan harga yang lebih terjangkau.
Tapi sayangnya, sering kali desain yang mereka hasilkan terlalu plek-ketiplek tanpa ada modifikasi yang kreatif.
Hal kayak gini nggak cuma soal etika, tapi juga ngerusak kreativitas di industri itu sendiri.
Kalau semua produsen lokal hanya meniru, mereka jadi nggak termotivasi untuk menciptakan sesuatu yang baru dan unik.
Akhirnya, pasar kita penuh dengan produk yang serupa tanpa ada keunggulan atau identitas khas dari produk lokal.
Jadi, buat Indonesia bisa mencapai Indonesia Emas 2045, penting banget buat kita nggak cuma sekadar memproduksi barang, tapi juga inovasi.
Kita butuh SDM yang kreatif, inovatif, dan didukung dengan kebijakan yang mengakomodasi perkembangan wirausaha lokal.
Cintai produk lokal, iya, tapi jangan lupa juga untuk dorong inovasi yang bisa bikin kita bangga dengan produk Indonesia di pasar dunia!