Nasional

Tak Berpesta Sebelum Peluit Ditiup, Pesan Demokrat untuk Golkar

Tak Berpesta Sebelum Peluit Ditiup: Pesan Demokrat untuk Golkar
Foto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto (tengah berpidato) mengklaim bahwa partainya berperan signifikan dalam kemenangan Prabowo-Gibran.

PASUNDAN EKSPRES - Dalam dinamika politik pasca-Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, angin segar tampaknya bertiup bagi Partai Golkar. Namun, Hinca Pandjaitan dari Partai Demokrat menegaskan pentingnya tidak berpesta sebelum pertandingan usai. Menyikapi tuntutan Golkar untuk mendapatkan jatah menteri minimal lima kursi, Hinca mengingatkan akan keberadaan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang belum secara resmi menetapkan hasil Pilpres 2024.

 

"Demokrat memandang perlu untuk selesaikan dulu pertandingan ini kan seperti layaknya pertandingan kan sebelum wasit meniup peluit, ya enggak boleh selebrasi. Tunggulah dekat, beberapa menit lagi tanggal 20 (Maret) selesai," ujar Hinca kepada para wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 18 Maret 2024.

 

Dalam konteks ini, Hinca berharap agar setelah proses rekapitulasi oleh KPU selesai, partai pendukung dapat mempersiapkan kabinet yang akan datang. Dia menyebut bahwa presiden dan wakil presiden terpilih pasti akan membicarakan kabinet bersama-sama dengan partai pendukung. Mengingat pengalaman Partai Demokrat dalam membentuk kabinet selama sepuluh tahun pemerintahan, Hinca menegaskan bahwa partainya telah memiliki pengalaman dua kali membentuk kabinet. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menjabat sebagai Presiden pada periode 2004-2014.

 

"Nah saya berharap juga semangat atau pengalaman kami yang dulu itu dapat dipertimbangkan Presiden Prabowo untuk merangkul ini, kan beliau itu juga adalah merangkul gitu. Di situ bicarakan," ucap Hinca.

 

Terlebih lagi, Hinca memamerkan bahwa Demokrat memiliki kader yang mumpuni untuk menjadi bagian dari pemerintahan. Terkait dengan berapa banyak jatah menteri yang akan diberikan, Hinca menegaskan bahwa hal tersebut harus dibahas bersama Prabowo-Gibran.

 

"Jadi soal jumlahnya, soal banyaknya, soal siapa, tentu harus dibicarakan lah sama-sama. Dan saya yakin sekali Pak Prabowo dan Mas Gibran akan memanggil dan berdialog," ucapnya.

 

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto mengklaim bahwa partainya berperan signifikan dalam kemenangan Prabowo-Gibran. Mereka pun meminta jatah kursi menteri sebanyak lima.

 

Airlangga menegaskan bahwa sebanyak 80-90 persen pemilih Partai Golkar memilih Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024. Hal ini merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah partai tersebut. Airlangga mengatakan bahwa pada sejarah yang lalu, presiden dan wakil presiden yang didukung oleh Golkar hanya mendapatkan dukungan sebesar 53 persen dari pemilih Partai Golkar.

Berita Terkait