Merah Putih Mulai Berkibar di Pinggir Jalan, Pedagang Bendera di Subang Sambut Agustusan

Ajat seorang Warga Jalancagak yang berjualan kain Bendera Merah Putih di Jalancagak pada sabtu (2/8/2025).(Hadi Martadinata/Pasundan Ekspres)
SUBAN-Setiap Agustus datang, semangat merah putih sudah mulai bergelora di sudut-sudut jalan Subang.
Pada Sabtu (2/8/2025), langit kota Subang belum semerah senja, tapi para pedagang bendera sudah mulai "bertempur" dengan gulungan kain merah putih, umbul-umbul menjuntai, dan pernak-pernik khas Hari Kemerdekaan yang menggoda mata.
Dari perempatan Jalan Otto Iskandardinata hingga Simpang Polres Subang, menjalar ke Selatan—Jalancagak, Kasomalang, hingga Ciater—terlihat lautan kain merah putih tergantung di tiang-tiang, pagar, bahkan spion motor para pedagang yang mengadu nasib setahun sekali ini.
Ajat, seorang pedagang musiman di Jalancagak, tampak antusias meski keringat mengucur. Ia tak sendiri, ditemani anak-anaknya yang ikut menyusun bendera, menjaga lapak, bahkan sesekali ikut menawarkan dagangan kepada pengendara yang melambat di lampu merah.
BACA JUGA: Penyaluran Bantuan Pangan di Subang, Diharapkan Ringankan Beban KPM
"Sudah jadi rutinitas keluarga setiap tahun. Menjelang 17-an, kita jualan bendera. Lumayan buat nambah-nambah biaya sekolah anak," kata Ajat sambil membetulkan bendera berukuran jumbo yang tersangkut di bambu.
Harga? Jangan khawatir. Dari bendera mini seharga Rp10.000, hingga bendera ukuran raksasa yang dipatok Rp35.000 per helai. Ada pula hiasan gantung, umbul-umbul, dan asesoris merah putih lainnya yang siap mempercantik teras rumah, halaman kantor, bahkan kap motor atau spion mobil.
Sementara itu, Yani, perantau dari Garut, memilih Subang sebagai ladang peruntungannya sejak beberapa tahun terakhir. Bersama teman-temannya, ia memanfaatkan momen HUT RI untuk berdagang keliling kota.
"Dulu bisa laku 20 bendera sehari. Sekarang, baru lima yang kebeli—satu bendera, empat umbul-umbul," ujar Yani, sedikit lesu.
BACA JUGA: Cherin Octaviani, Bintang Muda SDN Rawabadak di Tingkat Provinsi
Ia menyadari tren belanja sudah bergeser. "Mungkin sekarang orang-orang lebih banyak beli online. Tapi kami tetap semangat, karena menjelang tanggal 17 biasanya makin ramai," tambahnya.
Meski begitu, semangat mereka tak pernah redup. Setiap kain merah putih yang mereka jual, bukan sekadar barang dagangan, tapi juga simbol semangat juang dan nasionalisme yang terus menyala meski dijajakan di pinggir jalan dan di bawah terik matahari.
Subang kembali bersolek_ jalanan jadi lebih berwarna. Dan pedagang-pedagang sederhana seperti Ajat dan Yani, kembali menjadi bagian dari euforia merayakan kemerdekaan negeri.
Bukan hanya lewat upacara dan lomba, tapi juga lewat denyut ekonomi rakyat kecil yang tak pernah padam meski diterpa zaman.(ijl/hdi/sep)