BANDUNG-Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Anggota DPRD Jawa Barat Andhika Surya Gumilar melakukan kunjungan khusus ke SMA Taruna Nusantara di Cimahi, Jumat (2/5/2025).
Kunjungan ini menjadi bagian dari respons terhadap program Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), yang menekankan pentingnya pendidikan karakter berbasis Pancawaluya serta Latihan Integritas dan Kedisiplinan Siswa (Bela Negara).
Dalam kesempatan tersebut, Andhika Surya Gumilar, anggota Fraksi Gerindra, menegaskan bahwa pendidikan karakter bukan sekadar pelengkap kurikulum, melainkan pondasi utama dalam membentuk generasi muda yang tangguh, berintegritas, dan cinta tanah air.
"Kita tidak hanya membutuhkan siswa yang pintar secara akademis, tapi juga memiliki akhlak mulia, jiwa kepemimpinan, dan rasa tanggung jawab terhadap bangsa," ujar Andhika yang merupakan Alumni SMA Taruna Nusantara Angkatan X.
Ia menambahkan, tantangan global seperti perkembangan teknologi, pengaruh budaya asing, dan degradasi moral membuat pendidikan karakter semakin krusial.
"Jika karakter kuat, siswa tidak mudah terpengaruh hal negatif. Mereka akan menjadi generasi yang siap membangun Jawa Barat dan Indonesia," tegasnya.
Kunjungan ke SMA Taruna Nusantara bukan tanpa alasan. Sekolah ini dikenal dengan sistem pendidikan yang mengedepankan disiplin, kepemimpinan, dan nilai-nilai kebangsaan.
Andhika berharap, model pendidikan serupa dapat diadopsi secara lebih luas di Jawa Barat, khususnya melalui program
Pancawaluya dan Bela Negara yang digagas Kang Dedi Mulyadi.
"SMA Taruna Nusantara membuktikan bahwa integrasi antara akademik dan karakter bisa melahirkan lulusan yang unggul. Ini harus menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Jabar," katanya.
Dengan komitmen kuat dari pemerintah dan seluruh stakeholder, pendidikan karakter di Jawa Barat diharapkan mampu melahirkan generasi emas 2045 – generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia dan siap memimpin negeri.
Bicara Pula Soal Pemerataan Pendidikan
Dalam momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Komisi V, Andhika Surya Gumilar juga, menyampaikan pandangan kritis dan ajakan reflektif bagi seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan.
Ia menegaskan, pentingnya menjadikan Hardiknas sebagai momen untuk kembali menata arah pendidikan nasional yang lebih inklusif, merata, dan berkeadilan, terutama di daerah-daerah yang masih tertinggal.
Menurut Andhika, pendidikan merupakan pondasi utama dalam membangun peradaban bangsa. Namun ia mengingatkan tantangan dunia pendidikan saat ini tidak hanya terletak pada kurikulum atau teknologi pembelajaran, melainkan juga pada kesenjangan akses pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
"Hardiknas bukan hanya seremoni tahunan, tetapi momentum penting untuk melihat kembali apakah pendidikan sudah benar-benar menjangkau seluruh lapisan masyarakat," ujar Andhika Jum'at (2/5/2025).
Ia menyebutkan, di sejumlah daerah, masih banyak anak yang kesulitan mengakses pendidikan karena minimnya fasilitas, tenaga pengajar yang terbatas, hingga masalah sosial ekonomi yang memaksa anak-anak putus sekolah.
“Pemerintah daerah dan pusat harus bekerja lebih keras memastikan bahwa tidak ada satu pun anak yang tertinggal dari pendidikan. Kesenjangan ini harus menjadi perhatian serius,” tegasnya.
Dalam konteks Jawa Barat, Andhika menyoroti pentingnya sinergi antara DPRD, Dinas Pendidikan, dan stakeholder lain untuk mempercepat pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di wilayah tertinggal. Ia juga mendorong agar dana pendidikan dialokasikan secara proporsional, tidak hanya menumpuk di kota-kota besar.
"Kalau bicara kualitas pendidikan, tentu kita ingin semua anak punya kesempatan yang sama, baik yang sekolah di kota maupun di desa. Jangan sampai pembangunan pendidikan terpusat hanya di Bandung atau Bekasi saja, sementara daerah lain tertinggal jauh," jelas politisi muda dari Partai Gerindra ini.
Andhika juga menyinggung soal pentingnya peningkatan kualitas guru. Menurutnya, pendidikan tidak akan berhasil tanpa guru yang kompeten, sejahtera, dan terus diberdayakan. Oleh karena itu, ia mendorong adanya pelatihan berkala dan insentif bagi guru-guru di daerah terpencil.
“Saya kira memperhatikan kesejahteraan guru dan memberikan pelatihan yang berkelanjutan adalah investasi jangka panjang untuk pendidikan. Guru yang semangat dan berkualitas pasti akan melahirkan generasi yang unggul,” paparnya.
Di sisi lain, Andhika juga menyampaikan apresiasinya terhadap berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam dunia pendidikan, yang turut mendukung program literasi dan beasiswa bagi pelajar kurang mampu.
Menutup pernyataannya, Andhika mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Hardiknas 2025 sebagai momen memperkuat komitmen bersama demi menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik, adil, dan merata.
“Pendidikan adalah hak semua anak bangsa. Mari kita jadikan Hardiknas sebagai pengingat tugas mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tanggung jawab kita semua, bukan hanya pemerintah,” pungkasnya.(hdi)