PASUNDAN EKSPRES - Tahun ini, Amerika Serikat sedang bersuka cita menyambut Presiden terbaru mereka yang dimenangkan oleh Donald Trump dengan meraih 276 suara elektoral. Namun, pernahkah kamu bertanya kenapa Joe Biden tidak mencalonkan diri di Pilpres AS?
Seperti yang diketahui, Joe Biden adalah Presiden Amerika ke-46. Sementara Kamala Harris menjabat sebagai Wakil Presiden-nya. Namun, Joe Biden memilih untuk mundur di Pilpres AS dan mendukung Kamala Harris sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.
BACA JUGA:Disdikbud Subang Prioritaskan Perbaikan Ruang Kelas
Dilansir dari CNN, dalam pernyataan pengunduran diri Joe Biden pada (21/7) lewat sosial media, Biden mengatakan keputusan ini dilakukan demi kepentingan terbaik partainya (Demokrat) dan bagi negara.
"Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk menjabat sebagai presiden Anda," kata Biden dalam surat pengunduran dirinya.
BACA JUGA:PPP Instruksikan Kader Turun Menangkan Pasangan Ahmad Syaikhu - Ilham Habibie
"Dan meskipun saya berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin bahwa demi kepentingan terbaik partai saya dan negara, saya harus mengundurkan diri dan hanya berfokus pada pemenuhan tugas saya sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya," tambahnya.
Kabarnya, setelah Joe Biden membagian surat pengunduran dirinya justru membuat Demokrat dilanda "kekacauan" menjelang Pilpres AS. Kendati demikian, penunjukan Biden ke Harris sebagai penggantinya juga membawa angin segar bagi Demokrat.
BACA JUGA:Andhika Surya Gumilar Siap Kawal Implementasi Program Makan Bergizi Gratis di Jawa Barat
Dilansir AFP, pengunduran diri Biden dari Pilpres AS sebenarnya telah lama diperkirakan. Kabar resmi ini akhirnya datang secara mendadak, beberapa hari usai Biden dinyatakan terjangkit Covid-19 dan tengah beristirahat di Delaware.
Biden mundur juga terjadi lebih dari sepekan usai Donald Trump menjadi sasaran penembakan saat kampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7) lalu.
Sebagai informasi tambahan, desakan Biden untuk mundur dari Pilpres AS kian meluas setelah ia disebut kalah dalam debat pertama melawan Trump.
Elektabilitasnya berada di angka 43 persen, dibandingkan Trump yang pada masa kampanye meraup 46 persen dukungan dalam jajak pendapat. (nym)