News

Aqua Subang Optimalisasi Daerah Tangkapan Air Subang Selatan

Aqua Subang Optimalisasi Daerah Tangkapan Air Subang Selatan

SUBANG - Aqua Subang Optimalisasi Daerah Tangkapan Air Subang Selatan. Memperingati Hari Gunung Internasional 11 Desember 2023, PT Tirta Investama Aqua Subang bersama Javlec Indonesia, mengoptimalkan peran kawasan Desa Cupunagara sebagai daerah tangkapan air di Kabupaten Subang. 

Kegiatan penanaman bambu di cathment area Desa Cupunagara untuk mengurangi risiko lahan kritis yaitu banjir, tanah longsor di cathment area SUB DAS Cipunagara, serta menumbuhkan semangat menjaga kelestarian sumber daya air dan lingkungan bagi parapihak di Kecamatan Cisalak, khususnya Desa Cupunagara. 

Peringatan hari gunung internasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian dan pengelolaan ekosistem di pegunungan yang berkelanjutan bagi kehidupan makhluk hidup. 

 

Kepala Pabrik PT Tirta Investama Subang, Dwi Nofriyadi mengatakan, keberadaan gunung sebagai salah satu ekosistem penyangga lingkungan dari bahaya banjir, longsor, kekeringan, dan bencana lainnya, termasuk mendukung ekonomi manusia serta sebagai sumber pangan dan kehidupan flora fauna. 

PT Tirta Investama Pabrik Subang sejak tahun 2013, telah melakukan perlindungan hayati di area Kecamatan Cisalak, Ciater, Kasomalang dengan berbagai kegiatan. 

"Antara lain, berupa penanaman dan perawatan tanaman lebih dari 50.000 tanaman. Membuat dan merawat 95 sumur resapan. Pembuatan lebih dari 1.500 rorak, edukasi lingkungan kepada lebih dari 200 masyarakat," paparnya. 

Selain itu, Dwi melanjutkan, PT Tirta Investama turut serta menginisiasi dan mendorong kebijakan lingkungan, serta membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi berbasis konservasi.  

Tahun 2023, Dwi menuturkan, Aqua Subang berkontribusi dalam penanaman kopi di demplot lahan Desa Cupunagara sebanyak 1.000 tanaman. Pada akhir tahun 2023, Aqua Subang juga menanam 43 jenis bamboo sebagai pengayaan tanaman bamboo di Cupunagara. 

Kedua jenis tanaman ini khususnya bamboo dapat dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat, dalam menjaga ekosistem pegunungan dan membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat. 

"Aktivitas yang telah dilakukan PT Tirta Investama Subang, hanya merupakan bagian kecil dari andil sebagai bagian dari masyarakat Subang Selatan, dalam upaya menjaga lingkungan. Dibutuhkan kerjasama multipihak agar pengelolaan lingkungan pegunungan lebih optimal," kata Dwi. 

Tanam 43 Jenis Bambu 

Kecamatan Cisalak merupakan salah satu kecamatan di Subang Bagian Selatan, yang memiliki fungsi sebagai daerah tangkapan air bagi Sub DAS Cipunagara. Sub DAS Cipunagara sendiri memili luas 1.200 km2 dan panjang sekitar 147 km yang melintasi 3 Kabupaten. Antara lain, Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Indramayu sebagai hilir dan bermuara di Laut Jawa. 

Subang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, dengan luas 2.051,76 km2 yamg memiliki Tiga karakteristik wilayah. Antara lain, Subang Utara dengan luas 92.639,7 ha (45%), Subang Bagian Tengah seluas 71.502,16 ha (35%), dan Subang Bagian Selatan seluas seluas 41.035,09 ha (20%). 

Sesuai dengan RTRW Kabupaten Subang, kawasan Subang Selatan sebagai zona lindung dan konservasi yang terdiri dari 6 kecamatan (Cisalak, Ciater, Sagalaherang, Serangpanjang, Jalancagak, dan Kasomalang). 

Desa Cupunagara adalah salah satu desa  di Kecamatan Cisalak, dengan ketinggian lebih dari 1.040 mdpl dan menjadikan Cupunagara sebagai desa tertinggi diantara delapan desa lain di Kecamatan Cisalak. Sebagai desa yang berada di dataran tinggi di Kecamatan Cisalak, Cupunagara memiliki peran besar dalam pengendalian bencana alam khususnya banjir dan longsor. 

Rata-rata tingkat kemiringan lahan di Kecamatan Cisalak 250 dengan jenis tanah andosol yang terbentuk dari proses vulkanis gunung berapi, sehingga memiliki karakter berdebu, lempung, kaya unsur hara, mineral, dan gembur. Dengan curah hujan yang tinggi yaitu lebih 3.000mm per tahun, serta kemiringan lahan dan struktur tanah tersebut di atas. 

"Jika pengelolaan hutan dan lingkungan secara umum tidak dilakukan dengan baik, terdapat ancaman besar bencana banjir dan longsor, baik di lingkup desa, kecamatan maupun ancaman bagi daerah di bawahnya," kata Dwi. 

Bambu merupakan salah satu tanaman yang disarankan dalam konservasi lingkungan, khususnya bagi daerah pegunungan dengan tujuan utama, menjaga ekosistem air dan tanah melalui sistem perakaran yang rapat. Selain itu, bamboo juga dapat dibuat aneka ragam alat seni, alat rumah tangga, bahkan sampai dengan energy terbarukan. 

"PT Tirta Investama Subang dalam kegiatan penanaman di Desa Cupunagara ini focus dalam pengelolaan tanaman bamboo. Terdapat 43 jenis bambu yang akan ditanam di Desa Cupunagara sebagai bagian dari pengayaan spesies bamboo di Kabupaten Subang," katanya.(ery) 

IST BIBIT BAMBU: Simbolis penyerahan bibit bambu, dari PT Tirta Investama Aqua Subang kepada Muspika Cisalak dan Kepala Desa Cupunagara.

 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua