Limbah Domestik Dominasi Kerusakan DAS Cilamaya, Dinas Lingkungan Hidup Subang Rutin Evaluasi Baku Mutu Air

Limbah Domestik Dominasi Kerusakan DAS Cilamaya, Dinas Lingkungan Hidup Subang Rutin Evaluasi Baku Mutu Air

BERWARNA HITAM: DAS Cilamaya yang nampak berwarna hitam saat musim kemarau. DAS Cilamaya diketahui telah tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga, sehingga airnya nampak menjadi berwarna hitam setiap musim kemarau.

SUBANG-Dinas Lingkungan Hidup Subang terus melakukan evaluasi pengawasan baku mutu air merespon kasus DAS Cilamaya yang menghitam setiap kemarau. DAS Cilamaya diketahui telah tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga, sehingga airnya nampak menjadi berwarna hitam setiap musim kemarau. 

Kabid Tata Lingkungan DLH Subang Asep Yachrodi mengatakan, kondisi pada DAS Cilamaya tersebut selalu terjadi setiap tahun. 

"Sebenarnya keadaan DAS Cilamaya bukan hanya tahun ini, tapi juga dari tahun-tahun sebelumnya," ucapnya. 

Ia mengatakan, hal ini bisa terjadi disebabkan karena pada musim kemarau pelampung-pelampung yang ada di dasar sungai naik ke permukaan berkat dampak dari penguapan, sehingga limbah-limbah yang berada di dasar juga ikut ke atas. 

BACA JUGA: Kurban 7 Sapi dan 115 Domba sebagai Wujud Cinta kepada Allah, Haji Jalal Distribusikan Daging ke Bekasi, Karawang dan Purwakarta

Asep mengatakan, Dinas Lingkungan Hidup akan terus melakukan evaluasi pengawasan terhadap baku mutu air di area DAS Cilamaya tersebut. 

"Kami sebagai Dinas Lingkungan Hidup setiap semesternya tetap melakukan evaluasi pengawasan terhadap baku mutu air sungai," ucapnya. 

Dia menyebutkan, pencemaran DAS Cilamaya tidak hanya berasal dari Subang saja tetapi juga dari Purwakarta dan juga Karawang. 

"Sebetulnya pencemaran DAS Cilamaya tersebut bukan berasal dari industri-industri di Kabupaten Subang saja, tetapi dari tiga kabupaten, dan paling banyak dari Karawang," ucapnya. 

BACA JUGA: Haji Jalal Abdul Nasir Desak Evaluasi Menyeluruh Tambang Nikel di Raja Ampat

DAS Cilamaya sendiri memiliki luas sebesar 60.993 hektare yang mencakup 3 kabupaten, 21 kecamatan, dan 118 desa. Dari 3 kabupaten tersebut, Subang memiliki luas DAS Cilamaya terkecil, yaitu sebesar 11.604,56 hektare atau 19.03 persen.

Asep mengatakan, telah menemukan fakta yang unik. Menurutnya, dari hasil pengukuran dari industri-industri yang ada di Kabupaten Subang didapatkan bahwa baku mutu air dari hulu sebelum wilayah industri tidak bagus, akan tetapi setelah wilayah lewat industri baku mutu air menjadi lebih baik. 

"Jadi, bahkan kerusakan DAS Cilamaya tersebut didominasi oleh limbah-limbah domestik, karena mereka tiada pengawasan dan tidak ada water treatment, jadi langsung buang ke sungai," ucapnya. 

Oleh sebab itu diperlukannya aturan serta kesadaran masyarakat mengenai hal tersebut. DLH mengimbau agar masyarakat dapat menjaga lingkungan khususnya di sekitar DAS Cilamaya.(fsh/ysp) 


Berita Terkini

Tengok saja, bagaimana Presiden Prabowo menyambut Megawati seperti menyambut saudara yang telah lama tak bersua. (Dok Setneg)

Pojokan 255: Ketemu

7 jam yang lalu