SUBANG-Politeknik Negeri Subang (POLSUB) bersama Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) Konsorsium Jawa Barat sukses menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Roadmap Workforce dan Innovation Planning.
Kegiatan yang diikuti oleh POLSUB, Sekolah Vokasi Institut Teknologi Bandung, Politeknik Negeri Media Kreatif, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Manufaktur Bandung, Politeknik Negeri Jakarta, serta Politeknik Negeri Indramayu membahas tentang Penyusunan Draf Dokumen Skenario dan Road Map tentang Workforce Planning dan Innovation Planning Pendidikan Vokasi di Provinsi Jawa Barat pada 7 dan 8 Maret 2024 lalu.
Bertajuk “Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Provinsi Jawa Barat”, kegiatan tersebut membahas perencanaan mewujudkan keselarasan melalui kemitraan yang sinergis antar instansi di Jawa Barat melalui horizon scanning, drivers of change, scenario planning dan roadmapping, serta business matching
“Kegiatan ini adalah inisiasi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam membangun wadah kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan pemangku kepentingan di daerah. Hal ini diwujudkan melalui Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah dengan Pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) pada periode 2023 s.d. 2025,” ungkap Wiwik Endah Rahayu, Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan POLSUB yang menjadi perwakilan dari POLSUB.
Program yang bertempat di Sekolah Vokasi ITB tersebut ditujukan untuk mendukung revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022, terutama untuk memperkuat kinerja Tim Koordinasi Daerah Vokasi.
“Luaran dari Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Provinsi Jawa Barat adalah tersusunnya Workforce Planning dan Innovation Planning dalam rangka menghasilkan Policy Brief yang akan dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” tambah Wiwik.
Dosen Jurusan Pertanian tersebut juga menyampaikan bahwa saat ini angka pengangguran terdidik masih tinggi dan menjadi isu utama di tingkat daerah dan nasional sampai saat ini. Disisi lain keberadaan pendidikan vokasi, DUDI dan potensi daerah belum dapat memberi dampak yang siginifikan terhadap terhadap isu tersebut. Hal ini tidak terlepas dari masih adanya kesenjangan antara pendidikan vokasi, DUDI, dan pemerintah.
“Berdasarkan diskusi kami, saat ini belum terbangunnya secara baik ekosistem kemitraan antara pendidikan vokasi dengan DUDI mengakibatkan lulusan vokasi kurang terserap dengan baik. Maka, diperlukanlah upaya mensinergikan dan menselaraskan antara DUDI, Satuan Pendidikan Vokasi, dan Pemerintah Jawa Barat dalam bentuk program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah,” ungkapnya.
Kegiatan FGD tersebut memunyai tujuan untuk menyusun konsep scenario plannning dan roadmap pengembangan ketenagakerjaan vokasi (workforce planning). Kemudian dilanjutkan dengan menyusun konsep scenario planning dan roadmap pengembangan inovasi daerah berbasis potensi daerah Jawa Barat. Serta membangun konsep penyelarasan antara satuan pendidikan vokasi dan pemangku kepentingan di daerah untuk menghasilkan policy brief, yang berisi workforce planning dan innovation planning guna menghasilkan klaster inovasi berbasis potensi dan kebutuhan daerah.
Wiwik juga menambahkan bahwa, POLSUB pun juga terus mendalami penyusunan dokumen skenario dan peta jalan (road map) tentang perencanaan tenaga kerja (workforce planning) dan perencanaan inovasi (innovation planning) dalam konteks pendidikan vokasi. “Kegiatan ini memerlukan pemahaman mendalam tentang kebutuhan industri, tren pasar kerja, serta perkembangan teknologi terkini yang memengaruhi sektor pendidikan dan pelatihan vokasional. Hal tersebut juga dilakukan oleh POLSUB sehingga para lulusannya benar – benar sesuai dengan yang direncanakan,” ujar Wiwik.
Menurut Wiwik, perencanaan tenaga kerja merupakan proses strategis yang bertujuan untuk memastikan organisasi memiliki jumlah, jenis, dan kualitas tenaga kerja yang tepat pada waktu yang tepat. Ini melibatkan analisis kebutuhan tenaga kerja saat ini dan di masa depan, serta pengembangan strategi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Lebih lanjut Wiwik memaparkan, untuk perencanaan inovasi (innovation planning) dalam konteks pendidikan vokasi adalah proses strategis untuk mengembangkan dan menerapkan ide-ide baru, metode, teknologi, atau praktik terbaik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas, relevansi, dan efektivitas pendidikan vokasi.
“Langkah-langkah yang perlu di tempuh dalam menyusun road map workforce planning dan innovation planning pendidikan vokasi diantaranya analisis situasi saat ini, pengembangan skenario, rencana strategis, penetapan roadmap, monitoring dan evaluasi, serta koordinasi dan konsultasi,” jelas ibu dua anak tersebut.(rls/ysp)